“Saya tidak punya pengalaman diintervensi atau tidak dihormati pemain waktu menjadi caretaker pelatih timnas dua kali."
"Pertama pada 2011 waktu Indonesia tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2014 dan Kualifikasi Piala Asia 2015. Saya memang belum pernah reguler melatih timnas senior. Namun, saya tahu hal itu mungkin terjadi," ucap Rahmad Darmawan.
(Baca Juga: Saat Indonesia Masih Menunggu Luis Milla, Laos Pakai Pelatih Singapura di Piala AFF 2018)
"Karena itu, saya memberi ruang kepada pemain untuk berdiskusi. Soal disiplin saya juga tegas. Kalau mereka indisipliner, tetap saya keluarkan. Selama pengalaman saya, pemain hormat kepada saya. Mereka tahu fungsi dan tugasnya,” tuturnya lagi.
Rahmad Darmawan juga tak menampik bahwa faktor bintang bisa menyebabkan pemain sulit diatur.
Namun, ketegasan dalam melakukan aturan menjadi senjata ampuh dalam memanajemen pemain.
“Saya pernah menukangi Indonesia U-23 secara reguler. Beberapa pemain saya memang pemain bintang di klub. Namun, saya tidak pernah punya masalah dengan mereka."
"Kalau ada kasus, saya tegas. Intinya, semua saya lakukan dengan adil. Saya menerapkan aturan sesuai kesepakatan bersama. Kalau melanggar harus menerima konsekuensi,” kata pelatih kelahiran Lampung 51 tahun lalu itu.
(Baca Juga: Analisis Statistik dan Hasil Timnas Indonesia di Bawah Bima Sakti)
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar