Isu pengaturan skor pada leg pertama Final Piala AFF 2010 kembali mencuat ke permukaan. Pihak-pihak terkait mungkin dapat menilik kembali pernyataan Hamka Hamzah pada 2015 bila ingin menguak kasus tersebut.
Andi Darussalam Tabusalla yang menjadi salah satu narasumber dalam gelar wicara yang dipandu Najwa Shihab pada Rabu (19/12/2018) malam, kembali menyebut tragedi kekalahan timnas Indonesia dari timnas Malaysia.
Kekalahan 0-3 pada partai final leg pertama Piala AFF 2010 itu jelas menghancurkan hati seluruh publik pencinta sepak bola Tanah Air.
(Baca juga: Pemain Asing yang Dikaitkan dengan Persija Dikabarkan Segera Dinaturalisasi untuk Timnas Malaysia)
Namun, apa yang disingkap gelar wicara bertajuk "Mata Najwa" itu jauh lebih melukai hati Ibu Pertiwi daripada kekalahan itu sendiri.
Pasalnya, meski tidak secara pasti menyebut laga itu benar-benar telah dinodai mafia bola, tetapi pernyataan-pernyataan di acara itu jelas tak mampu diterima nalar dan akal sehat orang-orang yang amat mencintai negerinya.
(Baca juga: Ikuti Jejak Seniornya, Timnas U-21 Vietnam Jadi Juara dan Sempat Gunduli Malaysia)
(Baca Juga: Pengaturan Skor Jugalah yang Jadi Alasan Utama Hamka Hamzah Tak Kerasan di Liga Malaysia)
Hamka Hamzah yang namanya ikut terseret dalam pusaran polemik sengkarut ini pernah menuturkan pengalamannya terkait mafia bola kepada salah satu surat kabar nasional kenamaan.
Dalam pemberitaan itu, Hamka menyebut bahwa pengaturan skor di Liga Malaysia sudah masuk ke dalam fase kronis.
(Baca juga: Klub Liga Thailand Ini Resmi Pakai Jasa Pelatih Kelahiran Barcelona untuk 2019)
Sebab, praktik-praktik kotor itu telah menggurita dan bisa menyasar siapa saja yang terlibat dalam sepak bola di Negeri Jiran tersebut.
"Di Malaysia sangat parah kalau bicara soal pengaturan skor. Bukan satu-dua pemain yang terlibat, tetapi bisa satu tim sekaligus pengurusnya," ujar Hamka kepada salah satu media kenamaan pada 2015 lalu.
(Baca Juga: Komdis dan Kepolisian Siap Proses 2 Nama Exco PSSI yang Diduga Terseret dalam Pusaran Mafia Bola)
Jaringan para mafia bola di sana sudah cukup luas dan rapih.
Masih menurut Hamka, mereka berada langsung di tribune penonton sambil terus berkoordinasi dengan jaringannya.
(Baca juga: Persik Kediri Buka Peluang Setelah Raih Kemenangan Pertama pada 8 Besar Liga 3 2018)
"Setelah pertandingan, beberapa teman di ruang ganti cerita bahwa ada seseorang di tribune yang mengatur skor dan hasil pertandingan," tuturnya mengisahkan.
Akan tetapi, lanjut pemain kelahiran Makassar ini, bahwa keterlibatan mereka hanya pada pertandingan besar dan penting saja.
(Baca Juga: Joko Driyono Terang-terangan Sebut PSSI Tak Kuasa Tangani Mafia Bola)
Luis Milla Semakin Dekat dengan Persib Bandung? https://t.co/ypczZ9YzXa
— BolaSport.com (@BolaSportcom) December 20, 2018
"Tetapi, keterlibatan mereka rata-rata di pertandingan-pertandingan besar," ucapnya.
Jika berpegang pada pernyataan Hamka kala itu, final Piala AFF 2010 bisa saja benar-benar telah dinodai oleh mafia bola.
Sebab, laga itu merupakan partai besar sekaligus penting bagi kedua tim.
Tak hanya itu, laga final tersebut juga dihelat di Malaysia, tepatnya di Stadion Nasional Bukit Jalil.
(Baca Juga: Hamka Hamzah Geram dengan Tuduhan Pengaturan Skor di Final Piala AFF 2010)
Namun, tentu saja apa yang diungkapkan Hamka itu belum dapat diartikan sebagai sebuah kebenaran yang mutlak sebelum dapat benar-benar diuji dan dibuktikan oleh proses hukum.
Setidaknya, pernyataan Hamka tiga tahun silam itu bisa saja menjadi salah satu bahan dan materi awal bagi PSSI, kepolisian, atau pihak-pihak terkait yang ingin menguak kasus tersebut.
(Baca juga: PSGC Ciamis Atasi Persiba Bantul dan Satu Kaki Mereka di Liga 2 2019)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | jawapos, pressreader.com |
Komentar