Harapan publik tak begitu tinggi pada timnas U-19 Indonesia di ajang ini.
Namun melihat performa fase grup, keyakinan publik pada Garuda Nusantara untuk meraih prestasi tinggi meningkat.
Sentuhan magis Todd Rivaldo Ferre, agresivitas Saddil Ramdani, ketajaman Witan Sulaeman adalah kunci.
Namun terlepas dari itu, daya juang skuat Garuda Nusantara secara keseluruhan adalah poin plus.
Nahas, lagi-lagi fase gugur menjadi batu sandungan. Padahal di babak penyisihan performa Egy Maulana dkk cukup menjanjikan.
Kekuatan timnas U-19 Jepang menghambat laju Timnas U-19 Indonesia. Anak didik Indra Sjafri takluk dua gol tanpa balas dari tim Negeri Sakura.
- Piala AFF 2018 (8 November-15 December)
Piala AFF 2018 adalah satu-satunya perhelatan yang diikuti timnas senior pada tahun ini.
Gengsi dalam ajang dua tahunan muncul sejak beberapa bulan sebelum turnamen dilangsungkan.
Harapan publik sempat meninggi meski pada akhirnya surut.
Dipilihnya Bima Sakti sebagai nakhoda skuat Garuda adalah alasan menyusutnya asa itu sendiri.
Belum lagi persiapan mepet yang dilakukan timnas Indonesia, tepatnya pada Kamis (1/11/2018).
Sementara perhelatan dimulai pada 8 November. Itu berarti timnas hanya memiliki beberapa hari saja untuk memadu kekuatan.
Imbasnya pun terlihat jelas. Timnas Indonesia terombang-ambing pada fase grup.
Empat laga yang dimainkan, skuat Garuda hanya mengoleksi empat angka dari satu kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan.
Perjuangan timnas Indonesia terhenti di babak grup. Capaian ini jauh dari harapan publik.
Tahun 2018 pun berujung pahit. Target juara Piala AFF 2018 sebatas ucapan belaka.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar