Yang sedikit membingungkan, Persiter U-17 menghadapi tudingan yang beragam.
Sebelumnya, mereka disebut-sebut menggunakan pemain yang seharusnya tidak boleh diturunkan karena tidak termasuk yang diputihkan.
Namun, mereka ternyata didiskualifikasi karena kasus yang berbeda.
“Kami menghadapi banyak isu tak jelas. Semula kami dipersoalkan memakai pemain yang tidak terkena pemutihan."
"Lalu kami menjelaskan bila pemain itu tidak langsung mendapatkan kartu merah. Dia mendapat kartu kuning dulu sebelum kartu merah. Jadi bisa diputihkan. Tapi ternyata kami didiskualifikasi karena pemain yang tidak sah,” ujar Rivai.
(Baca Juga: Viral! Suporter Lakukan Hal Tak Senonoh di Laga Tottenham Hotspurs Vs West Ham United)
Kegagalan ini membuat masyarakat Maluku Utara kecewa. Menurut dia Persiter U-17 tidak hanya mewakili Ternate tapi seluruh Maluku Utara.
Apalagi masyarakat Ternate yang berada di Jakarta siap datang ke Yogyakarta untuk memberi dukungan tim di laga final. Mereka akan bergabung dengan masyarakat Ternate di Yogyakarta.
“Mereka bertanya-tanya kenapa Persiter U-17 gagal ke final. Mereka pun kecewa setelah mendapat penjelasan bila tim menghadapi masalah,” jawab Rivai yang tahun lalu membawa Persihaltim Halmahera Timur ke 8 Besar Piala Soeratin U-17.
(Baca Juga: Pengakuan Jacksen F Tiago Soal Pembibitan dan Sepak Bola Usia Dini di Banjarmasin)
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar