Alimuddin pun membuat kebijakan tidak menarik iuran pada anak didiknya.
“Kami menjadi pionir SSB, selanjutnya berdiri SSB lainnya," kata Alimuddin.
"Semula, saya menggratiskan iuran. Tetapi dalam perkembangan, saya menarik iuran bagi anak dari keluarga mampu. Sedangkan bagi anak kurang mampu tetap gratis, jadi ada subsidi silang."
Pelatih yang menangani SSB pun diharapkan punya kualitas. Dia pun tak segan mengirim pelatih mengikuti kursus.
“Saya ingin pelatih mengajarkan teknik dasar bermain sepak bola yang benar,” jawab Alimuddin yang pernah menekuni sepak bola dan sempat bergabung dengan tim junior Persisam Samarinda.
Pernah menjadi pesepak bola membuat Alimuddin menyadari pentingnya pembinaan usia dini.
“Saya mendirikan SSB karena fokus pembinaan usia muda. Bagi saya pembinaan usia dini adalah wajib," katanya.
"Kami tidak bisa mendapatkan pemain bagus bila tidak mengajarinya dengan benar sejak usia dini,” ucap Alimuddin.
(Baca Juga: Bicara Ardiansyah, Bicara Grand master Catur Indonesia yang Terlupa oleh Masa)
Alimuddin juga menyebut, ada banyak bibit bertalenta dan potensial yang tidak ditangani dengan baik di Penajam.
"Kini tidak hanya SSB, tetapi turnamen usia muda juga bermunculan. Harus diakui, sukses Abdul Rahman masuk timnas memotivasi anak-anak bermain sepak bola,” ujarnya.
Alimuddin berharap sukses Penajam Utama U-17 bisa menggugah para stake holder sepak bola di daerahnya untuk makin peduli pada pembinaan usia muda.
Mereka seharusnya menyadari potensi yang luar biasa bibit-bibit muda di Penajam Paser Utara.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar