(Baca juga: Dua Rekrutan Anyar Selangor FA Bisa Sulitkan Evan Dimas dan Ilham Udin)
Lebih jauh disampaikan Heru, tidak berbeda dengan penyelenggaraan terdahulu, Bengawan Cup III ini merupakan event mandiri dari untuk pemain dan klub.
Segala hasil pengelolaan komersial, sepenuhnya untuk kebutuhan klub dan pemain selama even.
Bengawan Cup hanya menjembatani antara klub, pemain dengan pihak-pihak yang berkeinginan ikut serta membangun sepak bola putri di Tanah Air.
Segala kebutuhan tim selama di Surakarta, dari akomodasi, penginapan, dan kebutuhan tim disediakan.
(Baca juga: Sedih, Klub Liga Jepang yang Pernah Dibela Irfan Bachdim Degradasi)
Meski mandiri dan independen, secara formal program kampanye sepak bola putri yang dilakukan KAG dan klub peserta dapat dukungan moril dan rekomendasi dari Kemenpora dan PSSI.
"Kami juga mendapat dukungan dari beberapa pengusaha dan juga beberapa media partner."
"Sepak bola putri sudah jauh tertinggal, butuh kerja sama semua pihak, dengan segala potensi yang dimiliki masing-masing pihak," ucap sosok yang juga menjabat Direktur Utama HM Jakarta Sportindo.
(Baca juga: Evan Dimas dan Ilham Udin Gabung, Presiden Selangor FA Ungkap Rencana Besar Mereka)
Selain tidak ada kompetisi resmi, kebanyakan turnamen level nasional yang beredar di tanah air, lebih banyak mempertemukan antar tim daerah, dengan asosiasi daerah sebagai peserta.
"Tahun lalu, Bengawan Cup digelar pada minggu terakhir 2016. Tetapi tahun ini, kami majukan seminggu, karena menyesuaikan libur akademi."
"Kami tidak ingin sepak bola menggangu pendidikan pemain sebagai aset masa depan bangsa" ujar Manager Program KAG, Wisnu.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar