Di sisi lain, ini sekaligus memberi sinyal bahwa masa depan sepak bola Papua hanya akan semakin cerah.
Hal tersebut bukan cuma karena banyaknya peserta coaching clinic di Stadion Mandala tersebut.
Papua tak pernah kekurangan bibit pesepak bola. Seperti kata Kapolda Papua, Boy Rafli Amar: “Kita tahu anak-anak Papua gemar sekali bermain bola. Hingga ke kampung-kampung, mereka sangat antusias.”
Masalahnya, antusiasme bocah-bocah Papua tak diiringi dengan pembinaan usia dini yang ideal.
(Baca Juga: Bhayangkara Papua Football Festival 2017 - Catatkan Rekor MURI Peserta Terbanyak)
Perbaikan pada faktor terakhir inilah yang kini menjadi misi Bhayangkara FC, klub Liga 1 yang menginisiasi gelaran Bhayangkara Papua Football Festival 2017.
Bhayangkara FC tak cuma menggelar coaching clinic, namun juga membentuk Bhayangkara Papua Football Academy.
Selain di Papua, yang merupakan pilot project, akademi serupa diniatkan akan berdiri di seluruh wilayah Indonesia.
“Yang pertama membuat kurikulum secara keseluruhan. Selanjutnya akan digelar workshop bagi pelatih di setiap akademi yang akan didirikan. Pelatih Bhayangkara akan datang ke daerah atau mungkin akan dipusatkan di Jakarta dengan memanggil mereka,” tutur Yeyen.
Tanpa pembinaan yang ideal saja, talenta Papua telah mengharumkan sepak bola nasional sedemikian lama.
Tentu pembaca bisa membayangkan apa jadinya bila mereka dipoles dalam pembinaan yang ideal sedari dini, bukan?
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar