"Seisi Stadion Siliwangi menyerukan nama almarhum Irwansyah. Bobotoh menginginkannya bermain untuk Persib," ucap pelatih Persiraja Banda Aceh musim 2017, Akhyar Ilyas, kepada BolaSport.com.
Akhyar Ilyas teringat sepenggal epos Irwansyah pada Divisi Utama Liga Indonesia musim 1999-2000 tersebut.
Kala itu, Akhyar masih berstatus pemain muda di Persiraja.
Sama-sama berposisi sebagai pemain depan, Akhyar mengaku beruntung dapat langsung dibimbing Irwansyah.
(Baca Juga: Dua Pertimbangan PSSI Pilih 35 Calon Pemain Indonesia Selection untuk Lawan Islandia)
"Saya ingat, saat itu kami kalah 0-2 dari Persib. Tetapi, bobotoh justru meneriakkan nama Irwansyah," tutur Akhyar.
"Irwansyah bahkan sampai ditawarkan menjadi karyawan Bank Jabar. Jika pindah ke Persib, dia bisa menjadi pemain termahal saat itu," ujar pelatih berusia 34 tahun tersebut.
(Baca Juga: Gelandang Anyar Bhayangkara FC Diplot Gantikan Pemain Terbaik Liga 1)
Irwansyah memang dikenal sebagai sosok striker komplet dengan postur ideal.
Kepala, kaki kanan, dan kaki kirinya bak tanda bahaya untuk kiper-kiper lawan.
Tidak heran bahwa dua klub elite lainnya, Persebaya Surabaya dan Semen Padang, juga ngebet mendatangkan pemain yang membela Persiraja sejak 1994 itu.
Debut Timnas
Secara individu, pengujung 1990-an menjadi puncak karier Irwansyah.
Sosok nomor satu dalam ingatan sepak bola publik Aceh itu mampu bersaing dengan bomber-bomber asing yang biasa wara-wiri di daftar top scorer Liga Indonesia.
(Baca Juga: Ragnar Sigurdsson, Tes Pertama Ilija Spasojevic pada 2018)
Pencapaian Irwasnyah di level klub nyatanya juga membuat pelatih timnas Indonesia kala itu, Henk Wullems, kesengsem.
Kepercayaan Wullems dibuktikan Irwansyah. Nama terakhir menandai debutnya di timnas dengan mencetak gol ke gawang Arab Saudi pada Kualifikasi Piala Dunia 1998.
Terseret Tsunami
Pada Sabtu, 25 Desember 2004 atau sehari sebelum peristiwa tsunami Aceh, Akhyar mengaku sempat bertemu dengan Irwansyah.
Kebetulan, Akhyar masih terhitung kerabat dekat keluarga Irwansyah.
"Saya kembali ke Aceh pada Jumat (24/12/2004). Lalu, Sabtu sore bertemu Irwansyah. Ya, Minggu pagi terjadi tsunami," ucap Akhyar, sambil berusaha menahan air mata.
"Kami hanya mengobrol seperti biasa. Tidak ada firasat apa-apa atau hal-hal tidak biasa dari Irwansyah," tutur juru taktik yang 13 tahun lalu itu berkostum Persijatim Solo FC.
Tidak disangka, perjumpaan tersebut menjadi pertemuan terakhir Akhyar dan Irwansyah.
Aset terbaik Bumi Serambi Mekkah hilang diterjang tsunami, Minggu (26/12/2004).
"Rumah Irwansyah berada di dekat Pantai Ulee Lheu, lokasi terparah akibat dampak tsunami. Tidak ada akses untuk lari menyelamatkan diri," ujar Akhyar.
Tersemat julukan Gajah Aceh untuk sang one-club man, Irwansyah.
Pria kelahiran Banda Aceh pada Mei 1975 itu memilih setia bersama Persiraja hingga akhir hayatnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar