Pencapaian tersebut bukanlah suatu kebetulan bagi tim yang saat ini dimotori Gylfi Sigurdsson.
Hal itu merupakan manifestasi jerih payah asosiasi sepak bola negara mereka demi mengangkat prestasi timnas secara berjenjang.
Usaha tersebut mencakup pembinaan usia dini bakat-bakat lokal dan produksi pelatih berkelas secara intensif.
Sebagai negara mini yang berada di bibir garis lingkar Kutub Utara, iklim di Islandia tidak ramah untuk menggelar laga sepak bola sepanjang tahun, terutama di ruang terbuka.
Ya, di Islandia musim dingin bisa berlangsung hingga tujuh bulan. Bahkan, rata-rata temperatur pada bulan-bulan terhangat hanya 10-13 derajat celcius.
Karena itu, pemerintah lokal mengucurkan investasi besar dalam 15 tahun terakhir guna membangun puluhan lapangan artifisal standar dalam ruangan di seluruh pelosok negeri.
Tujuannya agar pemain bisa tetap mengasah talenta mereka di arena indoor pada musim dingin yang menusuk tulang. Lebih dari 150 lapangan kecil juga dibangun sebagai sarana penempaan anak-anak usia dini.
Jumlah itu cukup buat mengakomodasi rakyat Islandia yang cuma sekitar 323 ribu-an orang, lebih sedikit dari angka penduduk gabungan Kecamatan Cengkareng dan Kalideres (kira-kira 370 ribu).
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar