Persebaya saat itu ditakdirkan kalah, tetapi pemain dan suporternya yang datang ke Solo menempuh perjalanan darat sejauh 264 KM bisa menerima dengan lapang dada dan bahkan mendoakaan PSMS bisa melaju ke partai final. Bonek pun lapang dada, meski tim kesayanganya kalah, mereka bersikap dewasa dan tak membuat kerusuhan.
Inilah hiburan yang sebenarnya. Piala Presiden juga menjadi hiburan tersediri bagi masyarakat Indonesia secara luas bukan hanya di Solo. Mereka yang datang menyaksikan langsung di Stadion Manahan Solo tak perlu merogoh kocek begitu dalam, hanya dengan uang 30 ribu rupiah, masyarakat sudah bisa menyaksikan para idola lapangan hijau yang bermain begitu kompetitif untuk dua laga sekaligus.
Roda Ekonomi Masyarakat Ikut Terangkat oleh Piala Presiden 2018
Digelar di berbagai kota berbeda, Piala Presiden 2018 menjadi ladang ekonomi tersendiri bagi para penjual makanan, jersey dan juga penyedia layanan transportasi.
Seperti pemandangan yang terlihat di sekitaran Stadion Manahan, Solo dipenuhi dengan HIK (Hidangan Istimewa Kampung). Hampir setiap sepuluh langkah berjalan HIK akan menyambut para pendukung sepak bola, berbagai macam makanan dan minuman disajikan seperti gorengan, nasi, usus, teh manis dan sebagainya. Harga pun relatif murah, dengan uang 5 ribu rupiah suporter yang datan ke Solo bisa mendapat nasi, teh hangat dan gorengan.
Hasilnya turut bisa dinikmati langsung oleh penjual. Salah satu penjual HIK dari Klaten, Suwarno pun mengaku senang jika bisa berdagang di Piala Ptesiden 2018.
Dia mengaku dagangannya bisa laku kalau diizinkan masuk ke stadion.
"Alhamdulillah kalau ada pertandingan dan pedagang boleh masuk di sekitar stadion, pasti jualan laku," kata Suwarno, pedagang HIK dari Klaten.
Ketua penyelenggara Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait juga tak segan untuk turut terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi yang dirasakan para pedagang.
Editor | : | Husein Sanusi |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar