Dengan adanya insiden perusakan fasilitas SUGBK, ia mengimbau semua suporter sepak bola menonton setiap pertandingan dengan tertib dan turut menjaga fasilitas yang ada.
Dia menyebut pengelola bisa saja memboikot perusak fasilitas SUGBK pada pertandingan-pertandingan berikutnya yang digelar di sana.
"Kan, ini kami juga harus ada proses edukasi kepada publik, sosialisasi ke publik, langkahnya bisa sampai ke sana (boikot perusak fasilitas GBK), kan, wajahnya sudah terekam," ucapnya.
Sejumlah fasilitas yang rusak pasca-final Piala Presiden yakni 7 segmen pembatas akrilik yang membatasi kursi-kursi penonton dengan area lapangan, pintu 7, pintu 9, engsel flip up sebuah kursi penonton yang sudah dipasang kembali, dan taman.
Adapun alat pendeteksi wajah yang dipasang di SUGBK merupakan hibah dari pemerintah Jepang.
Hibah bernilai 500 juta yen atau setara Rp 59,5 miliar tersebut diberikan dengan skema Non Project Type Grant Aid (NPGA).
(Baca Juga: Menurut Media Asing, Pelatih Bhayangkara FC Bakal Melatih Timnas Zimbabwe)
Hibah itu merupakan bentuk kerja sama pemberian bantuan sistem keamanan untuk SUGBK yang akan jadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar