"Demikian pernyataan sikap dari kami. Semoga PSSI segera melakukan tindakan yang kami inginkan serta kejadian itu tidak terjadi lagi di kemudian hari," tulis pemberitahuan tersebut yang ditandatangani oleh Ketua PSSI Pers, Riki Ilham Rafles.
Seperti diketahui, insiden itu terjadi saat Oryza yang berada di tepi lapangan mencoba mengabadikan momen ketika para pemain Sindo Dharaka mengejar wasit.
Pengejaran itu dilakukan para pemain Sindo Dharaka karena kecewa kepada wasit yang memberikan penalti kepada Persid Jember pada masa tambahan waktu.
Penalti tersebut berujung gol untuk Persid Jember dan memancing kemarahan pemain Sindo Dharaka karena membuat skor menjadi 1-1.
Melihat peristiwa tersebut, Oryza yang tengah meliput pertandingan tersebut langsung mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera ponsel.
"Namun tiba-tiba dari arah samping saya, ada petugas keamanan merampas ponsel. Setelah melihat ID card wartawan, ponsel saya dikembalikan. Namun, setelah itu ada beberapa pemain dari Sindo Dharaka menghampiri dan melakukan penganiayaan," kata Oryza.
Oryza mengaku tidak ingat siapa saja yang memukulinya karena pada saat itu ia hanya berusaha untuk melindungi kepalanya.
Penganiayaan dan pengeroyokan tersebut membuat Oryza mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh, seperti kaki, bagian rusuk, dan kepala.
Beberapa rekan seprofesi yang melihat kejadian ini langsung membawanya ke Puskesmas Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, untuk mendapatkan perawatan.
Oryza mengaku merasakan ngilu dan nyeri pada bagian tulang rusuk.
"Saya tidak ingat berapa pemain yang melakukan penganiayaan karena saya melindungi bagian muka saat dipukuli. Beruntung ada yang menyelamatkan saya. Orangnya mengenakan kaos bertuliskan PSSI dengan badan kekar," ujarnya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar