Piala Malaysia merupakan turnamen sepak bola yang selalu dianggap paling prestisius di Negeri Jiran. Namun, ajang yang pertama kali digelar pada 1921 ini mulai kehilangan peminat.
Perlahan demi perlahan, penonton atau suporter mulai jarang untuk datang ke stadion.
Klub-klub kontestan pun merasakan imbasnya.
(Baca juga: Berita Duka, Pelatih Persebaya saat Jadi Juara Kejuaraan PSSI Edisi 1977 Meninggal Dunia)
Pemasukan yang berasal dari uang tiket pun sudah tentu berkurang.
Hasilnya, pendapatan dari tiket tak cukup untuk menutupi pengeluaran.
(Baca Juga: Jelang Laga Kontra Palestina, Timnas U-23 Indonesia Banjir Dukungan dari Warga Gaza)
Fenomena berkurangnya angka kehadiran penonton pada Piala Malaysia ini pun mendapat tanggapan dari mantan pelatih Kedah FA, Azraai Khor.
"Pada Sabtu (11/8/2018), hanya ada 1.100 pendukung yang hadir di Stadion Darul Aman untuk menyaksikan Perak FA melawan Terengganu FA," ujar Azraai, dilansir BolaSport.com dari New Straits Times.
(Baca juga: Timnas Perempuan Thailand Diperkuat Penyerang Cantik Asli California pada Asian Games 2018)
"Sebelumnya, saat Kedah menghadapi Kelantan FA, tak sampai 4.000 pendukung yang hadir di stadion. Sebetulnya, apa yang terjadi dengan sepak bola kita? Federasi harus segera bertindak untuk menangani hal ini," katanya menjelaskan.
Berdasarkan survei yang dilansir dari New Straits Times, setiap pertandingan Piala Malaysia hanya berhasil mendatangkan sekitar 3.000 penonton.
(Baca Juga: Penyerang Naturalisasi Timnas U-23 Indonesia Dijerat Cedera Jelang Laga Kontra Palestina)
"Malaysian Football League (MFL) harus segera melakukan sesuatu untuk kembali mendatangkan penonton," ujar Azraai.
"Apabila hal ini terus berlanjut, maka klub-klub kecil yang tak memiliki basis pendukung besar akan mati," katanya.
(Baca juga: Jika Bertahan di Thailand, Yanto Basna Ingin Membela Klub Penguasa Negeri Gajah Putih pada 2019)
"MFL dan Federasi di setiap daerah harus duduk bersama dan mencari jalan keluar bagaimana cara kembali mendatangkan penonton ke stadion," ujar Azraai menerangkan.
(Baca Juga: Indra Sjafri Panggil 11 Wajah Baru untuk Timnas U-19 Indonesia untuk Persiapan ke Piala Asia U-19 2018)
Sementara itu, Presiden Suporter Pendukung Kedah FA (KEPDA), Nor Asmadi Hamzah, menyototi surutnya kehadiran penonton ini sebagai sebuah fenomena "penyokong lalang".
Penyokong lalang adalah sebuah istilah di Negeri Jiran yang digunakan untuk menggambarkan mentalitas suporter sepak bola yang hanya datang ke stadion apabila tim tersebut sedang beprestasi.
(Baca juga: Cerita Adaptasi Teknik Yanto Basna di Liga Thailand, Awalnya Sering Disetop Pelatih, Kini Suka Ngatur Pemain Lain)
Selain itu, istilah ini juga merujuk pada sekumpulan suporter yang hanya bisa melontarkan kritik ketika prestasi tim yang didukung tengah mengalami penurunan.
"Betul apa yang dikatakan Tunku Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Suporter seperti ini hanya pandai mengkritik, tetapi tak pernah datang ke stadion," kata Asmadi, kepada Berita Harian.
(Baca Juga: Asian Games 2018, Son Heung-min Sebut Timnya Bisa Alami Nasib Tragis Timnas Jerman di Piala Dunia 2018)
"Mungkin mereka membutuhkan waktu karena banyak terpengaruh media sosial. Tetapi beberapa faktor lain termasuk ketiadaan pemain bintang dan perjalanan liga kita yang panjang juga menyebabkan suporter semakin berat hati untuk datang ke stadion" ujarnya.
"Jadi, kami sebagai kelompok suporter yang selalu bersama tim, berharap semua suporter terutama di Kedah dapat memberi dukungan penuh terhadap tim, tak peduli mereka menang atau kalah," ucapnya melanjutkan.
(Baca juga: Timnas U-23 Suriah Raih Tiga Poin Pertama Sepak Bola Asian Games 2018 dan Menempel China)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Nst.com.my, Bharian.com.my |
Komentar