Jika mengikuti wajib militer, karier Son akan terancam karena ia bakal absen minimal 24 bulan.
Sebagai informasi, sejak tahun 1957, Korea Selatan memperlakukan wajib militer untuk pria berusia 18 hingga 35 tahun selama dua tahun.
Namun, ada pengecualian untuk ketentuan tersebut jika seorang atlet mampu membawa prestasi untuk negaranya.
Hal ini pernah terjadi saat timnas Korea Selatan sukses meraih peringkat empat di Piala Dunia 2002.
BREAKING NEWS - Tim Pelajar U-16 Indonesia Juara Gothia Cup China 2018 https://t.co/LJ36Lc3ziv
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 18 Agustus 2018
(Baca Juga: Pelatih Timnas U-16 Thailand Harap Suporter Malaysia Tiru Indonesia Saat Jadi Tuan Rumah Piala Asia U-16 2018)
Pilar Taeguk Warriors pada Piala Dunia 2002, seperti Park Ji-Sung dan Ahn Jung-Hwan, terbebas dari wajib militer dan bebas bermain di klub Eropa.
Sebetulnya, Son berpeluang untuk melepaskan diri dari jeratan wajib militer pada Asian Games 2014 di mana Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara dan meraih medali emas.
Namun, saat itu Bayer Leverkusen tak membiarkan Son untuk membela timnas U-23 Korea Selatan.
Gagal meraih emas di Asian Games 2018 berarti bahwa Son mesti meninggalkan markas Tottenham Hotspur, White Hart Lane Stadium, dan hidup di barak militer di mana ia harus tidur bersama 30 prajurit lainnya dalam satu ruangan.
(Baca Juga: Target Kembali Tampil di Piala Dunia U-20, Pesaing Garuda Nusantara Gelar TC di Luar Negeri)
Dengan menerima gaji 310 ribu won per bulan, atau sekitar 4 juta rupiah, Son bakal mengemban berbagai macam tugas sebagai seorang prajurit.
Salah satunya mengendarai kendaraan perang untuk berpatroli di medan berat di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | washingtonpost.com |
Komentar