Gelandang senior timnas U-23 Korsel, Son Heung-min, menyebut kekalahan atas Malaysia pada laga Grup E Asian Games 2018 sebagai hal memalukan.
Sabtu (11/8/2018), Song Heung-min sukses menghantarkan Tottenham Hotspur memetik kemenangan perdana di Liga Inggris, seusai tumbangkan tuan rumah Newcastle United dengan skor 2-1.
Sementara pada penampilan terakhir berseragam timnas Korea Selatan, ia mencetak gol saat menang atas timnas Jerman pada laga pamungkas babak penyisihan grup Piala Dunia 2018.
Namun, pemain 26 tahun ini mengawali kiprahnya di Asian Games 2018 dengan kekalahan seusai timnya ditumbangkan secara mengejutkan oleh Malaysia dengan skor 1-2, Jumat (17/8/2018).
(Baca Juga: Timnas U-23 Malaysia Punya Trio Penyerang Mematikan di Lini Depan, Korea Selatan Wajib Waspada)
(Baca Juga: Evan Dimas, Gemilang Menjawab Tantangan Milla)
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jumat (17/8/2018), pemain berusia 26 tahun ini masuk pada menit ke-57 sebagai pemain pengganti.
Kekalahan itu diakui Son sebagai sesuatu yang memalukan.
"Saya merasa malu setelah mengalami kekalahan mengejutkan ini," kata Son Heung-min seperti dilansir BolaSport.com dari Washington Post.
"Para pemain seperti menganggap remeh laga ini. Tetapi, setelah Malaysia mencetak dua gol, para pemain terlihat kebingungan," ujarnya.
(Baca Juga: Indra Sjafri Panggil 11 Wajah Baru untuk Timnas U-19 Indonesia untuk Persiapan ke Piala Asia U-19 2018)
Dengan kekalahan ini, Korea Selatan harus puas tergusur oleh Malaysia yang kini duduk di puncak klasemen sementara Grup E dengan koleksi 6 poin hasil dari dua kemenangan dalam dua laga.
Sementara Son Heung-min dkk harus puas duduk di peringkat kedua denga raihan tiga poin hasil dari satu menang dan satu kalah dari dua laga.
Korea Selatan masih memiliki asa untuk lolos ke babak selanjutnya apabila mereka berhasil tumbangkan Kirgistan pada laga terakhir, Senin (20/8/2018) pukul 19.00 WIB.
Asian Games edisi ke-18 ini tak menutup kemungkinan bakal menjadi penghancur karier Son Heung-min.
(Baca Juga: Sejumlah Pemberitaan Media Negeri Jiran Sebut Timnas U-16 Indonesia Musnahkan Mimpi Malaysia)
Pasalnya, Son mengemban tugas berat untuk mempertahankan medali emas yang diperoleh pada edisi Asian Games sebelumnya.
Apabila gagal meraih medali emas di cabor sepak bola pria, pemain yang telah memperpanjang kontrak dengan Spurs hingga lima tahun mendatang ini mesti mengikuti wajib militer.
Jika mengikuti wajib militer, karier Son akan terancam karena ia bakal absen minimal 24 bulan.
Sebagai informasi, sejak tahun 1957, Korea Selatan memperlakukan wajib militer untuk pria berusia 18 hingga 35 tahun selama dua tahun.
Namun, ada pengecualian untuk ketentuan tersebut jika seorang atlet mampu membawa prestasi untuk negaranya.
Hal ini pernah terjadi saat timnas Korea Selatan sukses meraih peringkat empat di Piala Dunia 2002.
BREAKING NEWS - Tim Pelajar U-16 Indonesia Juara Gothia Cup China 2018 https://t.co/LJ36Lc3ziv
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 18 Agustus 2018
(Baca Juga: Pelatih Timnas U-16 Thailand Harap Suporter Malaysia Tiru Indonesia Saat Jadi Tuan Rumah Piala Asia U-16 2018)
Pilar Taeguk Warriors pada Piala Dunia 2002, seperti Park Ji-Sung dan Ahn Jung-Hwan, terbebas dari wajib militer dan bebas bermain di klub Eropa.
Sebetulnya, Son berpeluang untuk melepaskan diri dari jeratan wajib militer pada Asian Games 2014 di mana Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara dan meraih medali emas.
Namun, saat itu Bayer Leverkusen tak membiarkan Son untuk membela timnas U-23 Korea Selatan.
Gagal meraih emas di Asian Games 2018 berarti bahwa Son mesti meninggalkan markas Tottenham Hotspur, White Hart Lane Stadium, dan hidup di barak militer di mana ia harus tidur bersama 30 prajurit lainnya dalam satu ruangan.
(Baca Juga: Target Kembali Tampil di Piala Dunia U-20, Pesaing Garuda Nusantara Gelar TC di Luar Negeri)
Dengan menerima gaji 310 ribu won per bulan, atau sekitar 4 juta rupiah, Son bakal mengemban berbagai macam tugas sebagai seorang prajurit.
Salah satunya mengendarai kendaraan perang untuk berpatroli di medan berat di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | washingtonpost.com |
Komentar