Sejumlah fasilitas yang terdapat di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, mengalami kerusakan akibat dampak kerusuhan yang terjadi pada laga antara PS Tira kontra PSIM Yogyakarta.
Duel PS Tira melawan PSIM Yogyakarta pada laga babak 64 besar Piala Indonesia 2018 yang digelar pada Selasa (11/12/2018), ini diwarnai dengan insiden kericuhan suporter.
Akibat kericuhan ini, sejumlah fasilitas SSA mengalami kerusakan. Nilai kerugian yang dialami SSA ditaksir mencapai angka Rp40 juta.
(Baca Juga: PSM Makassar Incar Pemain Top Usai Digelontor Dana Melimpah, Termasuk Kapten Timnas asal Eropa)
(Baca Juga: Petinggi Persib Bandung Akhirnya Ungkap Nasib Ezechiel N'Douassel pada Musim Depan)
Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga, Disdikpora Bantul, Sapto Priyono, mengatakan telah melakukan proses inventarisiasi atas kerusakan sejumlah fasilitas SSA dan kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 Juta.
Taksiran sebesar itu, menurutnya, merupakan buntut dari beberapa fasilitas stadion yang mengalami kerusakan.
Baca Juga:
- Persib Bandung Ingin Pulangkan Pemain Binaan demi Bentuk The Class of 92 Ala Manchester United
- Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus
- Sriwijaya FC Terdegradasi, Klub yang Berpredikat Anti Turun Kasta Hanya Tersisa Enam Tim
"Pendataan awal sudah kami lakukan. Memang, ada beberapa fasilitas yang rusak, seperti jaring gawang, papan iklan di pinggir lapangan (adboard), pintu kaca, hingga perlengkapan toilet umum di tribun sisi timur," katanya, Rabu (12/12/2018).
"Dari kerusakan-kerusakan tersebut, perkiraan kami, kerugiannya lebih kurang mencapai Rp40 juta," imbuhnya.
Kasie Sarana dan Prasarana, Bidang Pora, Disdikpora Bantul, Bagus Nur Edy Wijaya menambahkan, untuk menyelesaikan masalah kerusakan fasilitas stadion ini, pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan PS Tira selaku penyewa stadion untuk laga tersebut.
"Karena dalam rekomendasi peminjaman stadion kan sudah tertera, bahwa jika ada fasilitas stadion yang rusak, maka siap mengganti."
(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)
"Jadi, ya kami tunggu saja dulu," katanya.
Laga PS Tira vs PSIM berakhir ricuh
Tanda-tanda ricuh mulai tampak saat laga memasuki menit ke-65, saat wasit tak menggubris hand ball pemain PS Tira di area kotak penalti.
Hal tersebut, memicu protes keras dari para pemain PSIM yang disusul dengan lemparan botol ke arah lapangan oleh para suporter.
Namun, situasi kembali kondusif sehingga laga bisa kembali dilanjutkan.
(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)
Kerusuhan yang tidak diinginkan akhirnya benar-benar pecah beberapa saat setelah PS Tira mencetak gol keduanya pada menit 80, lewat Pandi Lestaluhu, yang dinilai berbau offside.
Tidak terima dengan keputusan sang pengadil, ribuan suporter dari tribun timur pun merangsek masuk lapangan.
Situasi makin tidak terkendali saat massa mulai merusak adboard dan fasilitas stadion lainnya, seperti jaring gawang, serta bench.
Tidak berhenti sampai di situ, bahkan ribuan suporter yang turun ke area steril tersebut sempat terlibat baku hantam dengan beberapa pemain PS Tira dan aparat keamanan.
Alhasil, sejumlah orang yang terluka pun harus diangkut menggunakan ambulans.
Dirasa tak lagi kondusif, para pemain PS Tira langsung bergegas masuk ke ruang ganti sementara skuat PSIM terus berusaha menenangkan massa yang terlanjur tersulut emosi.
Butuh sekitar 20 menit sampai akhirnya suporter berkenan keluar dari lapangan.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com, TribunJogja.com |
Komentar