Januar pun langsung melayangkan protes kepada Komdis PSSI.
Ia juga menjelaskan kepada penyidik bahwa ada pergantian wasit yang dinilainya janggal.
Wasit utama yang memimpin jalannya pertandingan itu bernama Fahreza tiba-tiba cedera hingga pertandingan pun langsung dilanjutkan oleh wasit keempat yang bernama Agung.
Menurut Januar, wasit yang bernama Agung sedang dinonaktifkan oleh PSSI.
Tak lama kemudian terjadilah gol offside dengan jarak dua meter dari gawang PSS Sleman.
“Jadi Agung ini yang dinonaktifkan dan saya tidak tahu sampai kapan. Jadi bisa dibilang pertandingan itu aneh,” kata Januar.
Januar juga membawa bukti-bukti kepada para penyidik terkait adanya dugaan pengaturan skor yang ditawarkan salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat.
Setelah terungkap Hidayat yang menawarkan dugaan pengaturan skor, ia pun langsung mengundurkan diri.
“Saya tadi membawa bukti percakapan dengan Hidayat di WhatsApp, lalu bukti telepon aja seperti yang saya tunjukan di Mata Najwa dan saya serahkan,” kata Januar.
Sebelumnya, Hidayat sempat menawarkan agar Madura FC mengalah pada saat pertandingan melawan PSS Sleman pada babak penyisihan grup wilayah Timur yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 2 Mei 2018.
Januar juga mengaku diimingi uang sebesar Rp 100 sampai 150 juta oleh Hidayat.
Januar menolak tawaran tersebut dan meminta timnya bertanding secara profesional.
Walhasil, Madura FC meraih kemenangan dengan skor 2-1 melawan PSS Sleman.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar