Nama anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Dwi Irianto, tercatut dalam skandal pengaturan skor. Sosok yang akrab disapa Mbah Putih ini dengan tegas menyebut bahwa ia memegang kunci yang ingin segera disampaikan kepada Satgas Anti Mafia Bola.
Dalam acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (19/12/2018), Mbah Putih disebut-sebut menjadi penghubung ke mafia sepak bola.
Pernyataan ini diungkap secara terbuka oleh manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani.
(Baca Juga: Mbah Putih Resmi Dinonaktifkan PSSI karena Diduga Terlibat Skandal Pengaturan Skor)
Lasmi menuturkan, seluruh pengeluaran saat berkompetisi di Liga Indonesia telah dicatat secara rinci.
Dari pengakuan Lasmi, seseorang berinisial BM dan Mbah Putih juga disebut ada dalam pembukuan daftar pengeluaran Persibara.
Baca Juga:
- Persib Bandung Ingin Pulangkan Pemain Binaan demi Bentuk The Class of 92 Ala Manchester United
- Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus
- Skenario The Dream Team 8 Pemain Asing Madura United Alami Kegagalan karena Tahun Sial
"Mbah Putih itu Asprov PSSI DIY yang juga berstatus sebagai Komdis PSSI Pusat," kata Lasmi di acara Mata Najwa di Trans 7, Rabu (19/12/2018) malam WIB.
"Saya tak tahu nama lengkapnya," jawab Lasmi saat Najwa Shihab mengonfirmasi Mbah Putih yang dimaksud adalah Dwi Irianto anggota Komdis PSSI saat ini.
Dwi disebut oleh Lasmi menerima uang Rp15 juta dan Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, menerima uang Rp25 juta.
Menanggapi hal tersebut, sesepuh pesepakbolaan Yogyakarta itu mengaku siap berbicara jujur sesuai fakta di hadapan para penyidik, seandainya mendapat panggilan dari pihak berwajib.
(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)
Menurut Mbah Putih, kasus yang juga melibatkan kesebelasan Persibara Banjarnegara itu harus diungkap secara gamblang.
"Biar semua terang benderang, kasus di Banjarnegara itu bagaimana. Saya bilang punya kunci, itu kunci saya sendiri," ujar Mbah Putih.
"Saya ingin secepatnya sampaikan ke penyidik, agar kasus ini selesai. Tapi, sejauh ini, delik aduannya seperti apa juga saya tidak tahu," katanya.
Mbah Putih mengungkapkan, ia dimintai tolong oleh Johar Lin Eng, ketika Lasmi Indaryani dan ayahnya yang menjabat Bupati Banjarnegara, ingin bertemu dengannya.
(Baca Juga: RESMI: Satgas Anti Mafia Bola Tetapkan 3 Tersangka Skandal Pengaturan Skor)
Lebih lanjut, karena latar belakang hubungan baiknya dengan Johar, Mbah Putih mengiyakan pertemuan itu.
"Datang pun saya tidak ngomong apa-apa selain teknis, karena pertandingan pertama itu sangat jelek sekali."
"Lawannya juga jelek, saat itu Gama ya, di Piala Indonesia. Sama-sama jelek. Pak Johar bilang, saya dimintain tolong kasih masukan-masukan secara teknis," ungkapnya.
Menurut Mbah Putih, secara tim, kualitas para pemain Persibara memang jauh di bawah rata-rata Liga 3.
Ia tak memungkiri, pelatihnya pun jauh dari kata kreatif, serta tidak memiliki bekal bank data yang kuat.
Sehingga terlihat kebingungan ketika memanggil talenta-talenta yang hendak dimasukkan ke dalam tim.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar