Sebut saja Joko Driyono, Pieter Tanuri, Iwan Budianto, atau Yoyok Sukawi.
(Baca Juga:Kemenpora Apresiasi Keseriusan Satgas Anti Mafia Bola Berantas Skandal Pengaturan Skor)
Selain memiliki jabatan strategis di PSSI, nama-nama yang disebutkan juga terlibat dalam kepengurusan klub-klub kontestan Liga 1.
Bahkan, ada yang statusnya sebagai pemilik dari klub tersebut.
Dalam captionnya, Krishna melanjutkan bahwa hal-hal seperti itu hanya terjadi di Indonesia.
"Itu sama saja pengurus FA Inggris juga punya club Chelsea. Pokoknya elu-elu kupret aja dah yang punya bola. Cuma ada di Indonesia yg seperti itu," ujarnya menambahkan.
(Baca Juga:Ada Langkah Nyata dari Satgas Anti Mafia Bola, Ini Sikap PSSI dari Edy Rahmayadi)
Dalam impresi Krishna, keadaan ini berpotensi menurunkan kewibawaan kedua belah pihak di mata publik sepak bola.
Hingga yang paling parah adalah menurunnya rasa kepercayaan publik terhadap PSSI sekaligus kompetisi yang dimainkan itu sendiri.
Oleh karenanya, Krishna ingin mengubah keadaan tersebut dengan kewenangannya di Satgas Antimafia Bola.
Hal itu dapat terlihat dari kata penutup dalam caption singkat itu.
"Bongkar...!!!" tulis Krishna, mengakhiri.
(Baca Juga:Pembelaan Komdis PSSI Terkait Hukuman PS Mojokerto Putra yang Dinilai Cacat Hukum)
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | instagram.com/krishnamurti_bd91 |
Komentar