Tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput seseorang, begitu juga dengan ajal pebalap MotoGP, Marco Simoncelli.
Marco Simoncelli adalah pebalap MotoGP musim 2010-2011.
Ia memutuskan untuk naik kelas setelah sebelumnya tampil impresif di kelas 250cc (sekarang Moto2).
Bahkan Super Sic mampu juara dunia kela 250 cc tahun 2008.
Meski begitu Marco Simoncelli mengalami masa sulit di MotoGP.
Super Sic sering terjatuh dan dicap sebagai pebalap agresif yang membahayakan pebalap lain.
(Baca Juga: On This Day, Mengenang Marco Simoncelli yang Meninggal pada 23 Oktober 2011 )
Tercatat Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa pernah menjadi "korban" keagresifan Simoncelli.
Tahun 2011 Pedrosa sampai harus masuk rumah sakit karena cedera dan kehilangan peluang juara dunia.
Hal ini karena insiden tabrakan dengan Simoncelli di MotoGP Prancis dan Super Sic pun terkena penalti di balapan tersebut.
Sekembalinya dari cedera tersebut, Pedrosa bahkan tidak mau bersalaman dengan Simoncelli saat sesi konferensi pers MotoGP Italia.
Akan tetapi, sejak kejadian tersebut Simoncelli tampil lebih kalem.
"Pendapat saya tentang Marco adalah bahwa dia sudah berubah di beberapa balapan terakhir," kata Lorenzo dikutip BolaSport.com dari Film Hitting The Apex.
(Baca Juga: Valentino Rossi dan Colin Edwards Menjelaskan Situasi Saat Kecelakaan Marco Simoncelli di Malaysia )
Puncaknya Marco Simoncelli berhasil mendapat podium saat balapan MotoGP Republik Ceska sekaligus jadi podium pertamanya di MotoGP.
"Ketika dia memulai lagi dan hasilnya mulai membaik tiba-tiba dia membalap layaknya pebalap sejati," kata Pedrosa.
Hasil bagus tersebut kemudian ia ulangi ketika balapan MotoGP Australia dengan finis posisi kedua.
Namun saat semuanya membaik Simoncelli menghembuskan napasnya di balapan MotoGP Malaysia.
Saat itu Colin Edwards dan Valentino Rossi terlibat dalam kecelakaan Simoncelli.
Edwards juga menjelaskan apa yang dilakukan oleh Simoncelli sebenarnya hanya ingin mempertahankan motornya supaya tidak terjatuh.
"Dia kehilangan traksi depan dan berusaha sekuat tenaga untuk kembali,"
(Baca Juga: Ini Kata Ratchanok Intanon Soal Seret Gelar Superseries di Tahun 2017 )
"Dia seorang petarung dan tidak ada niat untuk menyerah,"
"Kami melihat semua terjadi dan kami melaju di sisi yang berlawanan saat kecelakaan terjadi,"
"Tiba-tiba sudah di depan kami. Tidak ada yang bisa kami lakukan," kata Edwards.
Ini berarti andai Marco Simoncelli melepaskan motornya ia akan terjatuh di luar lintasan dan mungkin akan selamat.
Lalu mungkin penggemar MotoGP saat ini masih bisa melihat ia balapan melawan Valentino Rossi dan juga pebalap top lain.
Tetapi Simoncelli memilih untuk tidak menyerah, ia memilih mempertahankan motor supaya tidak terjatuh.
Meski pada akhirnya hal tersebut membuat Marco Simoncelli meregang nyawa.
Sekali lagi, tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput seseorang, begitu juga dengan ajal pebalap MotoGP, Marco Simoncelli.
Tapi yang jelas satu, MotoGP tahu jika 23 Oktober 2011 mereka kehilangan salah satu pebalap yang mampu membuat perbedaan.
Addio Marco!
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | BolaSport.com, Film Hitting The Apex |
Komentar