Pertama, sudah terlalu banyak seri balapan yang berlangsung di Eropa bagian Selatan.
Empat seri balapan di Spanyol (Jerez, Catalunya, Aragon, Valensia) dan dua seri di Italia (Mugello, Misano) membuat kawasan tersebut menguasai sepertiga dari kalender balap MotoGP.
(Baca Juga: Kocak, Calon Lawan Timnas Indonesia di Aceh World Solidarity Cup 2017 Ternyata Pemain Alay)
Kedua, pengelola Sirkuit Algerve beberapa kali mengalami kesulitan dalam membayar biaya penyelenggaraan balapan.
Saat ini Algerve menjadi salah satu host kejuaraan World Superbike yang juga dikelola oleh Dorna.
Tentu dengan biaya penyelenggaraan yang lebih besar di MotoGP, pihak Dorna sedikit cemas dengan kualitas balapan nantinya.
Sedangkan yang terakhir, seri balapan tambahan sebenarnya bukan merupakan hal yang wajib karena beberapa pebalap telah mengeluh andai seri balapan terlalu banyak.
(Baca Juga: Kejurnas Bola Voli Antar Klub U-17 Sempat Diwarnai Insiden Listrik Padam)
Meski begitu andai seri tambahan tetap dimasukkan, pihak Dorna dikabarkan lebih memprioritaskan Indonesia untuk menggantikan Finlandia.
Pasar industri motor yang besar di Asia Tenggara membuat Indonesia menjadi kandidat terpilih oleh sponsor dan tim pabrikan.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengajukan proposal ke Dorna bersamaan dengan pembangungan sirkuit baru di kawasan Jakabaring, Palembang.
Sirkuit yang didesain oleh arsitek ternama, Hermann Tilke, itu ditargetkan akan selesai dibangun pada tahun 2019.
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | speedweek.com |
Komentar