"Dia tetap menyelesaikan putarannya untuk memahami apakah itu sebuah masalah kenyamanan. Bahkan dengan perasaan tidak nyaman, dia masih mendapat waktu putaran," tutur Coulon.
(Baca Juga: Meski Hanya 9 Kali Finis, Aleix Espargaro Telah Selamatkan Kepercayaan Diri Timnya)
Coulon juga membandingkan semangat kerja Dovizioso dan Zarco dengan pebalap lain.
Coulon mengatakan, normalnya, para pebalap lain akan berhenti ketika merasa motornya tidak nyaman.
"Anda tidak menyukai setelannya setelah dua putaran, ya. Namun, mungkin setelah empat putaran kamu bisa mengerti apakah daya tahan ban membaik atau apakah waktu putaran kamu membaik. Pada akhirnya, tidak ada yang pernah tahu," kata Coulon.
Melalui etos kerja tersebut, baik Dovizioso maupun Zarco mampu menjadi salah satu pebalap Yamaha Tech3 yang memberi hasil baik bagi timnya.
Dalam satu musim penampilannya bersama Tech3, Dovizioso finis di peringkat keempat klasemen akhir pebalap setelah mengumpulkan 218 poin.
Sementara itu, Zarco berhasil finis di peringkat ketujuh dengan 174 poin dan menyabet dua penghargaan sekaligus yaitu pebalap debutan alias rookie terbaik dan pebalap tim independen terbaik.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | crash.net |
Komentar