Bos Tim Ducati: Jorge Lorenzo Berdiri dengan Caranya Sendiri

Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi, mengatakan bahwa Alex Debon (Spanyol) merupakan pilihan Jorge Lorenzo sendiri.

Seperti diketahui akhir tahun lalu Jorge Lorenzo memilih menggantikan Michele Pirro (Italia) dengan Alex Debon (Spanyol) sebagai pelatih pribadi.

Namun, seusai hasil buruk GP Qatar, Jorge Lorenzo memutuskan untuk memecat Alex Debon sebagai pelatih pribadi.

Seperti diketahui, saat balapan di Sirkuit Internasional Losail, Qatar, Lorenzo mengalami kecelakaan saat balapan menyisakan 10 lap.

Davide Tardozzo kemudian menyebut jika Jorge Lorenzo mengalami kemunduran setelah akhir musim lalu performanya mulai menanjak.

(Baca Juga: Franco Morbidelli dan Tongkat Estafet Kejayaan Pebalap Italia di Kelas MotoGP)

"Lorenzo berdiri dengan caranya sendiri. Dia mengakhiri musim 2017 dengan tren yang meningkat dan dia mencapai waktu terbaik dalam tes pramusim 2018 di Sirkuit Sepang," kata Davide Tardozzi dikutip BolaSport.com dari Speedweek.

Pria Italia itu menjelaskan bahwa Debon dibawa sendiri oleh Lorenzo dan pemecatan Debon tidak ada kaitannya dengan Michele Pirro.

"Kami harus menjelaskannya, Debon dibawa oleh Lorenzo sendiri. Itu tidak ada hubungannya dengan pebalap penguji kami, Michele Pirro yang pasti akan terus datang ke banyak Grand Prix."

Sebagai pebalap penguji Ducati, Pirro bakal lebih sering hadir dalam setiap Grand Prix, namun untuk dua GP ke depan (Argentina dan Amerika Serikat), dia akan absen.

"Dia tidak akan berada di Argentina dan Texas karena dia memiliki kewajiban lain. Tapi, Pirro akan hadir di semua balapan Eropa.

(Baca Juga: Mantan Bos Repsol Honda Salahkan Valentino Rossi Soal Sepang Clash 2015)

Musim ini, Michele Pirro mendapatkan jatah sebagai pebalap wildcard dalam tiga balapan di Mugello, Misano, dan Valencia.

Pemilihan Alex Debon membuat banyak pihak merasa heran karena Debon tidak memiliki pengalaman di MotoGP, apalagi kinerja Michele Pirro sejauh ini dianggap Ducati memuaskan dan memberikan kontribusi besar bagi tim.

 

Jika proyek Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dalam merekrut dan mewarganegarakan sepuluh pebasket U15 Afrika berjalan lancar, mereka dipastikan telah melakukan pelanggaran hukum. Alasannya, tak ada undang-undang yang dapat menjadi pijakan hukum dalam proses perekrutan tersebut. Jika memang ingin merekrut pebasket asing di bawah 18 tahun, Perbasi harus melalui skema pemilihan warga negara. Namun, itu tak mungkin dilakukan karena proses pemilihan warga negara hanya diperbolehkan bagi warga negara asing hasil kawin campur. Apa pendapat kalian? #Basket #Perbasi #Olimpik

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Apr 1, 2018 at 5:15am PDT