BORIS HORVAT/AFP
Pebalap Mercedes, Valtteri Bottas (mobil warna perak, kanan), sebelum ditabrak Sebastian Vettel (Ferrari) di tikungan 1 Sirkuit Paul Ricard yang menjadi arena balap GP Prancis 2018 pada ajang Formula 1 (F1), Minggu (24/6/2018).
(Tim: biaya masuk 2019/biaya masuk 2018)
Mercedes: $4,573,198 / $4,653,720
Ferrari: $3,463,059 / $3,210,170
Red Bull: $2,678,587 / $2,415,376
Renault: $1,145,770 / $810,305
Haas: $996,101 / $758,695
McLaren: $836,110 / $670,958
Racing Point: $784,500 / $1,481,235* (sebelumnya Force India)
Sauber: $763,856 / $541,933
Toro Rosso: $686,441 / $789,661
Williams: $552,255 / $944,491
Total: $16,479,877 / $16,276,544
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST
Komentar