"Ini untuk menambah jam terbang pertandingan agar mereka semakin matang. Saya ingin mereka bisa menjalani kompetisi yang berjenjang," ucap Yudo yang tak menyangka timnya tak mengalami kesulitan menundukkan Pasundan.
Dia memperkirakan final berlangsung ketat, terutama setelah Pasundan memberi perlawanan sengit pada set pertama. Bahkan Vobgard harus menyelesaikannya lewat deuce.
"Set kedua menjadi penentuan. Saat saya berpikir bakal lebih sulit, lawan justru mengalami penurunan. Apalagi kami sering mendapat poin dari blok. Meski mereka sempat bangkit di set ketiga, kami sudah makin percaya diri," kata Yudo.
(Baca juga: Finis Keempat, Gerry Salim Juarai ARRC 2017)
Pelatih Pasundan, Nurdin mengakui timnya mengalami antiklimaks. Faktor kelelahan membuat pemain tak bisa tampil maksimal.
"Pemain sudah tak bisa fokus sejak menerima servis. Padahal penerimaan servis adalah awal dari sebuah serangan. Ini bisa terjadi mungkin karena pemain kelelahan karena stamina mereka terkuras di semifinal. Kami mengalami antiklimaks," ucap Nurdin.
Tampil sebagai yang terbaik, Vobgard berhak atas hadiah sebesar Rp 10 juta.
Adapun Pasundan mengantongi hadiah Rp 5 juta. Hadiah sama juga diraih tim putri.
Peringkat ketiga mendapat hadiah Rp 4,5 juta dan harapan I mendapat Rp 3 juta, sementara pemain terbaik berhak atas hadiah Rp 1,5 juta.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar