"Saya sangat bangga pada mereka dan senang sekali mereka bisa tidak mempunyai rasa takut, karena hal itu sangatlah berisiko," kata Safavi pada Reuters.
VIDEO: Iranian girls who sneaked in Azadi Stadium in disguise cheer their team
via: @MahboobKhansari pic.twitter.com/ir1DgNeHMC
— Sobhan Hassanvand (@Hassanvand) April 28, 2018
Aktivis wanita lain, Shadi Amin, juga berpendapat serupa.
"Mereka mencoba mendobrak garis-garis batasan dan hal-hal tabu," puji Amin, aktivis wanita dan LGBT di negara itu.
"Untuk orang lain ini langkah kecil, tetapi bagi kami ini adalah langkah besar karena harga dari aksi ini tidaklah kecil. Mereka mempunyai risiko karena bisa saja ditangkap," lanjut Amin.
(Baca Juga: Semangat Kartini yang (Masih) Samar di Sepak Bola Indonesia)
Sebelumnya pada bulan Maret, 35 wanita Iran ditahan karena kedapatan menonton sepak bola.
Kabar itu sampai ke telinga presiden FIFA, Gianni Infantino, yang kemudian bertolak ke Iran untuk menghadiri sebuah pertandingan.
Infantino tak sekadar menonton, karena ia juga berjanji membawa perubahan bagi kaum hawa di Iran dalam urusan menonton sepak bola.
Wish one day soon they can enter stadiums with their own identity,
Zahra in Persepolis last season match pic.twitter.com/ZgOT5lF0Sb— OpenStadiums (@openStadiums) April 29, 2018
Infantino mengatakan presiden Iran Hassan Rohani mengabarkan dirinya untuk berkunjung dan segera membuat rencana perubahan untuk wanita di Iran.
"Saya berjanji wanita di Iran akan mempunyai izin akses masuk ke stadion dalam waktu dekat," ucap Infantino.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | bbc.co.uk, Reuters.com, dailysabah.com |
Komentar