"Kamu bukan Lionel Messi. Kamu tak bisa memenangi pertandingan seorang diri," ucap Emery kepada gelandang lincah berusia 31 tahun itu.
Persoalan yang dihadapi Ben Arfa di PSG bukanlah hal baru.
Dirinya selalu membuat ulah hampir di setiap tim yang dia bela, salah satunya Newcastle United saat dilatih Alan Pardew.
Bakat Ben Arfa mulai tercium setelah dirinya digembleng di pusat penempaan bakat nasional Prancis, Clairefontaine, lalu memperkuat beberapa tim besar di Prancis, seperti Lyon, Marseille, dan Nice.
Dibesarkan di Clamart, pinggiran Kota Paris, dirinya tumbuh dengan sifat konfrontatif sejak usia dini.
Terkait masalah yang diderita Hatem Ben Arfa, Vincent Koziello yang juga sahabat karibnya di Nice terus mendukung sang pemain untuk terus bangkit dan memberikan yang terbaik bagi PSG, klub impiannya.
"Saya sedih melihat dirinya. Saya pikir dia pun juga akan sedih menerima situasi ini. Dia mencoba melakukan yang terbaik buat PSG. Saya pikir dia akan menyesal jika tidak memberikan yang terbaik," ucap Vincent Koziello dikutip dari laman Dailymail.
Selama berkarier, Hatem Ben Arfa telah memperkuat banyak klub, di antaranya Lyon (2004-2008), Marseille (2008-2011), Newcastle United, Hull City, Nice, hingga akhirnya PSG.
Nasibnya kini pun terbilang ironis.
Hal itu karena dalam kondisi terbaik, Ben Arfa pernah disebut bek Crystal Palace asal Prancis, Mamadou Sakho, memiliki kemampuan lebih baik daripada Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar