Kabar duka datang dari Liga Kroasia, nyawa Bruno Boban tidak lagi tertolong setelah jatuh pingsan di tengah pertandingan.
Dilansir oleh BolaSport.com dari lad Bible, pemain klub Marsonia bernama Bruno Boban tiba-tiba jatuh pingsan di tengah lapangan.
Sebelumnya Bruno Boban terkena hantaman bola di bagian dada saat pertandingan memasuki menit ke-15.
Salah satu pemain tim Slavonija Pozega melesatkan tembakan dari jarak dekat yang kemudian mengenai dada Bruno.
(Baca Juga: Meski Menang Telak Vs Egy Maulana Vikri Cs, Pelatih Timnas U-19 Jepang Ungkap Kekecewaan)
Awalnya pemain berusia 25 tahun itu tidak merasakan sakit yang cukup berarti dan masih bisa melanjutkan pertandingan.
Namun tak lama kemudian, Bruno Boban langsung tersungkur pingsan di tengah lapangan.
Tim medis pun langsung turun tangan dengan membawa ambulan untuk membawa Bruno ke ruang perawatan.
Nahas, 40 menit setelah menjalani perawatan, nyawa pemain asla Kroasia itu tidak dapat tertolong lagi.
Para pemain lain yang menyaksikan kejadian tragis itu pun tak kuasa untuk menahan air mata.
Kejadian ini pun mengingatkan kita atas tragedi yang menimpa kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, yang juga meninggal di lapangan setelah mengalami hantaman keras di bagian dada.
Bedanya benturan tersebut didapatkan dari tabrakan dengan rekan satu timnya Ramon Rodrigues dalam laga Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Minggu (15/10/2017).
Wafatnya Bruno Boban ini menambah panjang daftar atlet yang tewas di lapangan karena benturan di dada.
Kejadian ini dikenal dalam dunia medis dengan istilah Commotio Cordis atau agitasi jantung.
Fenomena langka ini terjadi ketika ritme jantung tergangggu karena benturan di dada kiri.
Gangguan ritme jantung ini kemudian bisa menyebabkan gangguan kelistrikan pada jantung (ventricular vibrilation) yang bisa dengan cepat menyebabkan kematian.
(Baca Juga: Egy Maulana Vikri Terkunci, Gelandang Timnas U-19 Indonesia Lain Harusnya Jadi Solusi)
Maka tak mengherankan, kondisi ini banyak dialami oleh atlet baseball dan kriket yang memang kerap terkena lemparan di bagian dada.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua benturan di dada bisa menyebakan kondisi ini.
Ada rentang waktu yang sangat spesifik, biasanya diantara 2 detak jantung, yang membuat benturan di dada dapat menimbulkan kondisi agitasi jantung.
Menurut dokter John Martin, kardialogis di University College London, pertolongan pertama paling baik bagi kondisi ini adalah pemberian resusitasi (CPR) dan defibrilasi.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | BolaSport.com, Theguardian.com, Thesun.co.uk |
Komentar