Kala itu, Neymar dan Cavani berebut menjadi eksekutor tendangan bebas dan penalti di PSG.
Konflik mereda setelah Emery menetapkan Neymar menjadi eksekutor tetap PSG.
Selain itu, Neymar juga dikabarkan memiliki wewenang untuk mengatur pertandingan apa saja yang akan dia mainkan.
Hal itu bertujuan untuk mendapatkan istirahat yang cukup jelang laga Liga Champions atau timnas Brasil.
Emery lantas mendapat protes dari para pemain lain akibat terlalu mengistimewakan Neymar.
(Baca Juga: Liverpool Tega Khianati Semboyan Klub karena Loris Karius)
"Beberapa bulan lalu, pemain PSG datang kepada saya, 'Pelatih, tahun ini Anda telah berubah'," kata Emery lagi.
"Tentu saja saya tak bisa menjadi pelatih yang sama dengan atau tanpa Neymar. Kami selalu beradaptasi jika ada pemain baru," tutur eks pelatih Sevilla itu.
Emery mengakui dirinya memutuskan untuk mundur dari PSG lantaran tak kuat dengan tekanan yang diberikan dari pemainnya.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar