“Saat kelas 5 SD, saya ikut O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) mewakili Kecamatan Sukajadi, Bandung. Setelah itu, saya mulai menekuni sepak bola dengan bergabung SSB Ajat Sudrajat. Dari situ saya mulai ikut turnamen-turnamen usia dini sampai akhirnya ikut timnas pelajar U-15 di Thailand dan juara," kata Agil.
"Sepulang dari sana, saya bergabung Persib U-15 dan hingga Persib U-17. Kemudian, saya mendapat tawaran dari Pro Duta U-19 untuk ikut di Trofeo Karol Wojtyla di Roma, Italia, pada 2013."
"Di sana saya satu grup dengan akademi AS Roma dan Lazio. Sepulang dari Italia, saya bergabung di Diklat Persib U-19 untuk ikut ISL-U-21. Lalu, saya bermain di Liga Nusantara bersama Persikas Subang dan sekarang di PS TNI,” tutur Agil.
Lika-liku mulai hadir ketika ia membela Persikas.
“Saat itu ada masalah keluarga. Saya ingin pulang ke rumah untuk menyelesaikan semua. Namun, klub tidak mengizinkan karena sedang melakukan persiapan menjelang turnamen, apalagi saya menjabat sebagai kapten."
"Saya sempat berpikir untuk berhenti dari sepak bola akibat tidak diizinkan pulang. Keluarga adalah hal yang paling penting dan utama,” tutur Agil lagi.
(Baca Juga: Foto bareng Fashion Designer Ternama, Akankah Neymar Direkrut Jadi Model?)
Namun, Agil tak menyerah. Seperti merpati, dia sudah menetapkan targetnya. Sepak bola baginya ialah hidup itu sendiri.
Menurut gelandang kelahiran 10 Juni 1996 itu, sepak bola bisa menjadi batu loncatan menuju target tertingginya, menjadi seorang TNI.
“Sepak bola membawa saya mengenyam pendidikan yang baik. Berkat sepak bola saya bisa masuk SMA Negeri 25 Bandung lewat jalur prestasi. Sepak bola juga bisa meringankan beban orang tua saya. Saat SMA saya tidak pernah dipungut bayaran apa-apa."
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.805 |
Komentar