Ia menghadiri prosesi pemakaman Huda bersama dengan salah satu rekannya, Djayusman Triasdi.
Menurut sosok yang membela Persela pada 2016 tersebut, meninggalnya Huda adalah kehilangan besar untuk tim berjulukan Laskar Joko Tingkir.
(Baca Juga: Harry Kane Vs Cristiano Ronaldo, Siapakah yang Paling Tajam di Tahun 2017?)
Bahkan, kemenangan yang diraih atas Semen Padang, di mana Huda bermain untuk terakhir kali, seolah tidak akan ada artinya.
“Kemenangan Persela atas Semeng Padang dibayar mahal oleh wafatnya sang legenda," tutur Huda.
"Huda itu pemain senior di Persela yang paling baik. Dia selalu memberikan motivasi kepada pemain-pemain muda,” ucapnya.
Selama satu musim bermain satu klub dengan Huda, Tamsil punya satu kenangan yang tidak bisa dilupakan.
(Baca Juga: Selain Putri Sandiaga Uno, Presenter Cantik Sandra Olga juga Ikut Ingatkan 11 Janji Pemimpin Baru DKI Jakarta)
Huda selalu menyapa Tamsil dengan bahasa Jawa. Padahal, Tamsil adalah orang Makassar dan sapaan itu akan selalu diingatnya.
“Yang saya ingat terus kalau almarhum bertemu saya, pasti dia bicara pakai bahasa Jawa. Opo to Sil-sil, koen iku lapo (Apa sih Sil-Tamsil, kami itu mau apa),” ujar mantan pemain Persik Kediri tersebut.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar