Masalah dana dan kurangnya lapangan sepak bola menjadi masalah klasik yang terus dihadapi klub-klub internal untuk berkompetisi.
Namun, Gede punya pengalaman sukses menggelar kompetisi usia muda di Surabaya dan berkontribusi besar dalam lima tahun penyelenggaraan sejak 2012.
Pria yang juga menjabat sebagai COO Bhayangkara FC itu menyebut, bahwa kompetisi usia muda harus dikemas secara baik agar bisa berjalan menarik.
"Pembiinaan harus dengan berbagai cara, supaya tepat guna. Sebuah pembinaan atau kompetisi dibuat rencana dengan bagus, supaya insan sepak bola tertarik."
"Pemain dan wasit harus menikmati. Waktu masih jadi Ketum Askot PSSI Surabaya, saya membuat kompetisi dengan match winner fee. Di putaran pertama, setiap tim yang menang dapat fee Rp 1 juta, kalah Rp 500 ribu, dan panpel tuan rumah Rp 1,5 juta."
"Semuanya dapat. Masuk ke final, tim juara dapat Rp 16 juta dan kalah Rp 8 juta. Jadi kompetisi berjalan menarik. Total biaya yang saya habiskan sekitar Rp 800 juta," ujarnya menjelaskan.
Intinya, Gede ingin membuat gelaran ini menjadi menarik sehingga semua pihak yang terlibat serius menjalaninya.
(Baca juga: 5 Pemain Asia Tenggara yang Berstatus Pilar Asing di Liga Jepang Musim 2017, Siapa Saja?)
Namun hal ini belum bisa dilakukannya dalam waktu dekat karena masih fokus untuk mengurus Persija yang berlaga di Liga 1.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar