Tapi, di Uruguay juga ia merasakan kesedihan luar biasa lantaran kariernya hampir tamat. Cedera membuatnya vakum hampir dua tahun. Ia pun mengaku saat itu frustasi karena takut tak bisa merumput lagi.
"Tapi, keluarga dan orang dekat saya terus memberikan dukungan. Akhirnya, saya rutin menjalani terapi hingga 1,5 tahun. Saya pun dinyatakan sembuh setelah selama itu tak bermain sepak bola," tutur eks kapten timnas U-19 itu.
(Baca Juga: Kiprah Para Wakil Liga Inggris di Ballon d'Or 2017, Hanya 2 yang Masuk 10 Besar)
Choirul Huda
Namun, setelah pulih 100 persen, nasibnya tidak langsung membaik.
Reputasinya sebagai calon bek masa depan Indonesia bisa dikatakan menguap. Ia hanya dikenal sebagai jebolan SAD sekaligus eks bek timnas junior.
Setelah sembuh dan direkrut Persebaya pada 2013-14, performanya tidak dalam level terbaiknya. Saat tahun pertamanya di Persela pada 2016 pun, Zainal lebih banyak sebagai penghangat bangku cadangan.
Tapi, semua berubah di tahun ini. Di Liga 1, penampilannya mulai membaik. Di bawah asuhan Heri Kiswanto dan kemudian Aji Santoso, ia mulai dipercaya tampil reguler.
Total, ia tampil sebanyak 22 kali (1 kali sebagai cadangan) mengawal lini pertahanan Laskar Joko Tingkir. Angka diturunkan sebagai starternya menjadi yang tertinggi dibandingkan rekan seangkatannya di SAD, seperti Pellu, Alfin, Yandi atau Novri di Liga 1.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.825 |
Komentar