"Tak ada lagi kejutan. Semua tim sudah tahu bagaimana kami bermain dan menyadari kami cukup bagus. Semua juga tahu bahwa kami bisa mendominasi permainan," tutur sang pelatih.
Namun, kehadiran bomber naturalisasi Herman Dzumafo bisa membuat elemen kejutan ini kembali hadir.
(Baca Juga: Resmi Gabung Bhayangkara FC, Herman Dzumafo Siap Buktikan Ketajamannya di Liga 1)
Lelaki 36 tahun yang musim lalu memikat pada Liga 2 ini punya karakter berbeda dengan Ilija Spasojevic, mantan bomber Bhayangkara FC yang musim ini memilih hijrah ke Bali United.
Bila Spaso punya kelebihan pada bola bawah dan selalu mengancam saat si kulit bundar ada di kakinya, Dzumafo adalah striker tembok yang cenderung melibatkan rekan-rekannya dalam permainan.
"Dzumafo memberikan keuntungan dalam duel udara yang tidak kami miliki musim lalu. Ia juga menghadirkan intimidasi tersendiri dan akan membuat bek lawan kesulitan menjaganya," ucap McMenemy.
Dengan karakter bermain Dzumafo, pemain dari lini kedua punya kans lebih besar untuk menusuk dan ini akan menjadi aura baru permainan Bhayangkara FC.
Jangan lupa bahwa Dzumafo juga punya misi pribadi.
"Saya ingin membungkam semua keraguan soal dampak usia pada performa," kata Dzumafo.
3. Ketajaman Lini Kedua
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar