Juara bertahan Liga 1, Bhayangkara FC, resmi memulai sesi latihan pramusim di National Youth Training Center, Sawangan, pada Kamis (4/1/2017).
Dimulai dengan tes medis pada pagi ini, pemusatan latihan The Guardians berlangsung hingga 14 Januari.
Pelatih Simon McMenemy menilai waktu persiapan timnya cukup ideal kendati memulai lebih lambat dibanding banyak kontestan Liga 1 lainnya.
(Baca Juga: Polemik Transfer Evan Dimas dan Ilham Udin ke Selangor FA Sudah Selesai)
Tak cuma itu, pelatih asal Skotlandia ini cukup yakin tim asuhannya bisa kembali menciptakan kejutan seperti saat menjuarai musim 2017.
"Musim ini akan jauh lebih sulit. Takkan ada pertandingan mudah karena semua lawan pasti ingin mengalahkan tim juara," ujar McMenemy dalam perbincangan khusus dengan BolaSport.com, Rabu (3/1/2017).
McMenemy menyadari bahwa kini semua tim akan mencari kelemahan mereka.
"Karenanya, harus ada perubahan mental. Kami sudah menyampaikan ini pada pemain. Dengan memenangi gelar musim lalu, kami kini menjadi sasaran tembak dan semua pasti berusaha menjatuhkan kami. Kami harus berjuang menghadapinya," ucap dia.
Lantas, apa saja modal Indra Kahfi cs. hingga sang pelatih bisa demikian yakin? Berikut beberapa faktornya:
1. Pengganti Sepadan
Tim milik Kepolisian Negara Republik Indonesia ini memang ditinggal oleh beberapa pilar utamanya pada musim depan.
Evan Dimas dan Ilham Udin misalnya, mencoba peruntungan pads Liga Malaysia.
"Saya rasa tidak ada lagi pemain seperti Evan Dimas di Indonesia saat ini," ucap McMenemy.
"Begitu pula dengan Ilham. Kami akan kehilangan dia dan kecepatannya yang kerap memberi perbedaan bagi tim," kata lelaki 40 tahun tersebut.
(Baca Juga: Resmi, Vladimir Vujovic Berseragam Bhayangkara FC)
Manajemen The Guardians juga tidak memperpanjang kontrak bek asal Brasil, Otavio Dutra.
Hanya, tanpa gembar-gembor di media, Bhayangkara berhasil mendatangkan pengganti sepadan.
Zah Rahan Krangar diyakini bisa mengemban pos gelandang serang sepeninggal Evan.
Adapun Vendry Mofu, yang musim lalu memikat bersama Semen Padang kendati tim yang diperkuatnya itu terdegradasi, direkrut menggantikan Ilham Udin.
Terakhir, Bhayangkara kedatangan Vladimir Vujovic.
Pemain asal Montenegro yang disebut terakhir itu memang tak setajam Dutra, yang musim lalu bisa mengemas 6 gol pada Liga 1.
Namun, kualitas Vujovic dalam menggalang benteng kokoh bisa dibilang lebih baik dibanding Dutra.
Pesepak bola yang akrab disapa Vlado itu merupakan aktor utama di balik catatan kebobolan Persib yang cuma 36 kali pada Liga 1 musim lalu.
Angka itu hanya kalah dibanding Persija (24).
"Kami membutuhkan sosok pemimpin dan orang yang punya pengalaman. Dengan banyaknya pemain muda di tim, Vlado adalah pilihan sempurna," tutur McMenemy.
(Baca Juga: Bhayangkara FC Tancap Gas Mantapkan Skuat The Guardian Jelang Liga 1 Digelar)
2. Elemen Kejutan
McMenemy menyebut perjuangan tim asuhannya musim depan akan lebih berat karena semua lawan akan membedah taktik mereka secara mendetail.
"Tak ada lagi kejutan. Semua tim sudah tahu bagaimana kami bermain dan menyadari kami cukup bagus. Semua juga tahu bahwa kami bisa mendominasi permainan," tutur sang pelatih.
Namun, kehadiran bomber naturalisasi Herman Dzumafo bisa membuat elemen kejutan ini kembali hadir.
(Baca Juga: Resmi Gabung Bhayangkara FC, Herman Dzumafo Siap Buktikan Ketajamannya di Liga 1)
Lelaki 36 tahun yang musim lalu memikat pada Liga 2 ini punya karakter berbeda dengan Ilija Spasojevic, mantan bomber Bhayangkara FC yang musim ini memilih hijrah ke Bali United.
Bila Spaso punya kelebihan pada bola bawah dan selalu mengancam saat si kulit bundar ada di kakinya, Dzumafo adalah striker tembok yang cenderung melibatkan rekan-rekannya dalam permainan.
"Dzumafo memberikan keuntungan dalam duel udara yang tidak kami miliki musim lalu. Ia juga menghadirkan intimidasi tersendiri dan akan membuat bek lawan kesulitan menjaganya," ucap McMenemy.
Dengan karakter bermain Dzumafo, pemain dari lini kedua punya kans lebih besar untuk menusuk dan ini akan menjadi aura baru permainan Bhayangkara FC.
Jangan lupa bahwa Dzumafo juga punya misi pribadi.
"Saya ingin membungkam semua keraguan soal dampak usia pada performa," kata Dzumafo.
3. Ketajaman Lini Kedua
Sebagian kalangan memang meragukan Dzumafo bisa menyamai ketajaman Spaso.
Akan tetapi, bila pun itu terjadi, Bhayangkara bisa menutupinya dengan memaksimalkan ketajaman lini kedua.
Paulo Sergio mengemas 9 gol pada Liga 1 musim lalu.
(Baca Juga: Bima Sakti Sebut Pemain yang Bisa Lebih Baik dari Dirinya)
Untuk musim 2018, kedatangan Zah Rahan membuat McMenemy berniat menjadikan Paulo sebagai second-striker.
Pada posisi terakhir ini, Sergio nyatanya bisa menjadi topscorer DPMM dengan koleksi 12 gol saat menjuarai Liga Singapura 2015.
Adapun Zah Rahan mengoleksi 8 gol pada Liga Super Malaysia 2017.
Sementara itu, Venry Mofu merupakan pencetak gol terbanyak Semen Padang pada Liga 1 musim lalu dengan 11 gol.
4. Paulo Sergio dan Lee Yoojoon
Kepastian bertahannya Paulo Sergio adalah keuntungan Bhayangkara FC.
Status eks rekan setim Cristiano Ronaldo tersebut sebagai Pemain Terbaik Liga 1 2017 tentu sudah cukup untuk menggambarkan kualitas sang pemain.
Satu keputusan jitu lain adalah mempertahankan Lee Yoojoon.
Gelandang bertahan asal Korea Selatan ini merupakan pemilik catatan tekel sukses tertinggi pada Liga 1 musim lalu (100).
Selain piawai sebagai pemutus serangan lawan, gelandang yang seperti tak kenal lelah ini juga cermat menyeimbangkan lini pertahanan dengan serangan.
"Lee adalah pemain yang sangat bagus. Saya rasa dia tidak mendapat apresiasi yagn cukup atas kontribusinya bagi kamu musim lalu. Dia salah satu pemain terpenting yang kami pertahankan musim lalu," ucap Simon McMenemy.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar