Mungkin saat itu anak dari pasangan H. Samaling dan Hj. Saha dinilai lambat dalam beradaptasi.
Pasalnya, saat bergabung bersama Persebaya, Irfan baru merasakan bermain untuk tim di luar Sulawesi Selatan.
“Awal merantau sangat sedih, itu karena jauh juga dari keluarga. Tetapi, lama-kelamaan terbiasa dan sudah nyaman, main lebih enak, bahkan saya merasa lebih dihargai di sini (Surabaya),” ujarnya.
Untung, Persebaya kemudian diambil alih pelatih Angel Alfredo Vera.
(Baca Juga: Danurwindo: Kita Harus Belajar untuk Keluar dari Tekanan Lawan seperti Islandia!)
Di bawah asuhan pelatih asal Argentina tersebut Irfan berhasil jadi pilar penting Bajul Ijo, gol demi gol dan asist mengalir dari kakinya.
Tak heran jika ia mampu menyumbang 11 gol bagi Persebaya.
***
Selanjutnya, Irfan mengungkapkan alasan unik kenapa ia memilih nomor punggung 41. Padahal, posisinya adalah seorang penyerang sayap yang identik dengan nomor tujuh, sembilan, atau pun 10.
“Saya memakai nomor 41 karena di dalam bahasa Makassar empat itu artinya appa dan satu itu se're. Kedua kata tersebut disatukan menjadi appa'se're, dan dalam bahasa Indonesia artinya mempersatukan,” tutur pemuda berusia 21 tahun itu seraya tertawa.
“Kami banyak berasal dari berbagai daerah. Dari sabang sampai Merauke, saya ingin mempersatukan itu untuk Persebaya,”
Lebih lanjut, Irfan berharap bisa memberikan kontribusi besar bagi tim berseragam hijau-hijau ini untuk menghadapi Liga 1 2018, dirinya masih memiliki mimpi bersama Persebaya.
Ia ingin menjadi orang Makassar yang selalu dikenang oleh masyarakat Surabaya seperti Andi Oddang dan Hamka Hamzah.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar