(Baca Juga: Rp 2 Triliun akan Jadi Milik Manchester United Jika Jual 5 Pemain Tak Penting Ini)
Sekretaris PSMS Medan, Julis Raja, membongkar alasan batalnya Ayam Kinantan meresmikan nama Frenky.
Menurut Julius, sang pemain meminta gaji yang terlalu besar melebihi para pemain senior PSMS.
"Katanya harga tidak sesuai, kami kembalikan ke Djajang. Dia malah minta gaji di atas pemain yang senior yang ada berkisar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta," ujar Julius, dikutip BolaSport.com dari Tribun Medan.
"Padahal pemain senior lokal kita gajinya sekitar Rp 15 juta. Kami takut nantinya ini justru jadi bumerang, akhirnya diputuskan tidak dipaksakan," kata sekretaris PSMS Medan menambahkan.
Sebelumnya, Djanur sempat menyatakan ada beberapa pertimbangan yang membuat PSMS kepincut menggaet Frenky.
(Baca Juga: Patut Dibanggakan, Aksi Suporter Tim Liga 2 Disorot Media Asing Ternama)
Salah satunya, pemain kelahiran Wamena, 22 Juni 1997 itu dinilai sebagai sosok muda potensial yang memiliki masa depan.
Djanur menambahkan, pihaknya telah memantau performa sang pemain sejak gelaran Piala Presiden 2018 saat membela PSPS Riau.
"Frengky punya harapan untuk masa depan PSMS," kata Djanur seperi dilansir BolaSport.com dari Tribun Medan.
"Saya mulai pantau dia dari gelaran 8 besar Piala Presiden sewaktu membela PSPS Riau. Dia punya talenta yang baik, anaknya fight," tutur sang pelatih menambahkan.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar