Kabar duka kembali menyelimuti dunia persepakbolaan Indonesia.
Seorang pendukung Arema FC meninggal dunia pada Rabu (18/4/21018).
Dimas, seorang suporter Arema FC meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur setelah dirawat beberapa hari di sana.
Nur Rosyidin rekan sekaligus tetangga korban menjelaskan, Dhimas sempat dirawat di RSI Aisiyah sebelum dipindah pada Selasa (17/4/2018) malam sekitar pukul 21.00 wib.
Dimas diduga merupakan salah satu korban kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang, Minggu (15/4/2018).
Kerusuhan tersebut terjadi pada menit ke-90+2 saat Arema FC menjamu Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (15/4/2018).
Kerusuhan ini terjadi kala ratusan Aremania merangsek masuk ke dalam lapangan jelang akhir pertandingan.
Gas air mata pun ditembakkan oleh petugas kemanan yang berjaga untuk mengontrol massa.
Akibatnya, ratusan suporter pingsan dan luka-luka akibat terinjak-injak ketika berusaha melarikan diri dari gas tersebut.
(Baca Juga: Kirim Sinyal, Marko Simic Isyaratkan Ambil Tawaran Klub Eropa dan Malaysia?)
Setidaknya ada 212 orang dilarikan ke rumah sakit karena pingsan setelah insiden tersebut.
Namun ternyata, penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan pelanggaran kode kemanan FIFA.
Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas disebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.
Bahkan dalam pasal tersebut juga disebutkan bahwa kedua benda ini dilarang dibawa masuk ke dalam stadion.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar