Seluruh komponen Persebaya dan pemerintah Surabaya memberikan dukungan kepada Bonek dalam laga tandang Persebaya berupa fasilitas kesehatan dan bus.
Meninggalnya Micko Pratama (17) setelah mendukung Persebaya Surabaya mengalahkan PS Tira dengan skor 4-1 dalam laga lanjutan Liga 1 2018 di Bantul, (13/4) lalu, seakan menjadi alarm penting bagi keluarga besar Persebaya.
Dikutip BolaSport.com dari laman resmi Persebaya, semua elemen tim dengan julukan Bajul Ijo itu langsung berkumpul, merapatkan barisan, berdiskusi bersama mencari solusi.
Dalam diskusi bersama tersebut turut hadir perwakilan Polrestabes Surabaya, manajemen Persebaya, pihak pemerintah Kota Surabaya, dan 25 perwakilan Bonek di kantor Polrestabes Surabaya, Kamis (19/4/2018).
Diskusi yang berjalan menarik dan penuh dengan ide tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam.
(Baca Juga : Tak Lolos Seleksi Timnas U-19, Pemain Keturunan Indonesia Ini Sedang Trial di West Ham United)
"Sudah waktunya Bonek naik level dan lebih berkualitas lagi saat mendukung Persebaya dalam pertandingan awayday dan jangan ternoda dengan cerita kesedihan dan duka," kata Presiden Persebaya Azrul Ananda.
"Bonek menjadi korban saat mendukung Persebaya, sudah seharusnya tidak lagi terjadi," ujarnya seperti dikutip BolaSport.com dari laman resmi Persebaya.
Selain itu, dalam diskusi tersebut tercetus keputusan sebagai berikut:
1. Semua pihak sepakat memfilter estafet suporter
Dari pihak Bonek maupun komunitas diwajibkan memfilter siapa yang ingin estafet di laga tandang dan bersedia menindak kalau ada bonek atau oknum yang melanggar.
Sementara dari pihak kepolisian juga akan memfilter dengan cara melakukan screening peserta estafet. Kalau tidak membawa uang untuk menonton akan dihadang dan dilarang menonton.
2. Penggalakan program Tret tet tet
Kemudian Manajemen Persebaya, Bonek, pihak kepolisian dan lain-lain akan bersama mempersiapkan program tret tet tet yang bisa membuat perjalanan away aman dan nyaman.
Azrul Ananda menegaskan konsep tret-tet-tet yang memang sudah lama menjadi tradisi Bonek harus kembali digalakkan.
Manajemen Persebaya akan terlibat aktif untuk mengawal keberangkatan away secara bersama-sama itu.
(Baca Juga : Ini 5 Masalah Arema FC Hingga Pekan ke-4 Liga 1, Salah Satunya Kesakralan Kanjuruhan Mulai Meluntur)
Teknisnya adalah semua elemen suporter dipersilahkan untuk menjadi panitia bagi anggota mereka.
"Masing-masing tokoh dan pentolan menyediakan armada bus atau truk dan kami manajemen bersama pemkot dan pihak kepolisian akan mengawal semua armada itu mulai keberangkatan begitu juga dalam perjalanan pulang," kata Azrul.
"Jadi dalam laga tandang nanti, semua berangkat dalam kelompok besar dan bersama-sama," ujar Azrul menyambung pembicaraan.
3. Setiap fan Persebaya wajib memiliki kartu anggota
Azrul menyampaikan bahwa manajemen juga akan mulai mendata dan memberikan kartu anggota kepada Bonek secara masif.
Hal ini sebagai bentuk upaya identifikasi setiap suporter secara detail.
Setiap bonek akan dibebani biaya pembuatan kartu seringan mungkin dan dana pembuatan kartu itu tidak masuk ke manajemen.
Melainkan diperuntukkan bagi kegiatan sosial dan bantuan kepada bonek.
"Jadi, dari Bonek untuk Bonek. Jadi, kalau ada anggota Bonek yang membutuhkan bantuan silahkan diambil dari sana (anggaran pembuatan kartu anggota, red)," ucap Azrul.
(Baca Juga : Tak Mau Kasus Meninggalnya Choirul Huda Terulang, Ini Tiga Hal yang Dilakukan PT LIB)
Semua komponen yang hadir dalam diskusi ini akan mengawasi anggaran tersebut.
Menurut Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana bahwa dia akan memfasilitasi kartu tersebut dengan jaminan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan).
"Tambahan jaminan kesehatan ini kami berikan secara gratis karena program manajemen Persebaya ini selaras dengan program pemerintah kota Surabaya," ujar pria yang juga merupakan ketua Panpel Persebaya.
Berbagai upaya ini dilakukan untuk menanggulangi kasus pengeroyokan terhadap Bonek.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | persebaya.id |
Komentar