"Saya tidak perlu diturun-turunkan, kalau pemegang saham mengizinkan saya istirahat setelah 10 tahun berkorban utk SFC," ucap Dodi.
"Alhamdulillah, tetapi saya tegaskan jangan cuma ngomong doang, yang pegang SFC harus punya uang, waktu dan pikiran yang harus dikorbankan." ujarnya menambahkan.
Tersisih di Semifinal Gothia Cup 2018, Tim LKG-SKF Tetap Membanggakan https://t.co/1qISp1ayJJ
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 22, 2018
Dodi menyebutkan, kondisi yang terjadi saat ini berbeda dengan 10 tahun yang lalu saat ia memulai menangani SFC.
Menurut pria berkaca mata itu dulu hutang SFC mencapai Rp 12 miliar dan gaji telat tujuh bulan.
Hal itu ditambah dengan manajemen yang amburadul. Namun, hal tersebut dapat ditolong oleh pemborosan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Klasemen urutan buncit. Tanya saja sama RD (Rahmad Darmawan) yang waktu itu memelas-melas minta SFC diselamatkan," ucap Dodi dengan tegas.
"Saya dimintai tolong waktu itu oleh Baryadi untuk membenahi, bukan saya yang mau jabatan tersebut. Kalau sekarang kami banyak sponsor, tanpa APBD, pembayar pajak terbesar, prestasi juga membanggakan. Jadi harus punya uang pribadi kalo sponsor tidak cukup," katanya mengakhiri.
(Baca Juga: FIFA Punya Misi Besar untuk Indonesia pada Piala Dunia 2030)
Editor | : | Muhammad Shofii |
Sumber | : | sumsel.tribunnews.com |
Komentar