"Kami menuntut Manajemen PSMS dirombak seperti Dodi Taher, Julius Raja, dan Tengku Rendy," ujarnya, menambahkan.
(Baca juga: Update Transfer Liga 1 - Penyerang Asing Borneo FC Resmi Dibajak Klub Kasta Tertinggi Liga Siprus)
(Baca juga: Pesan Penting Imam Nahrawi untuk Tenis Meja dari Tangerang Selatan)
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Sabtu (21/7/2018), kerusuhan suporter yang diakibatkan kekecewaan terhadap manajemen klub juga terjadi di Palembang.
Kekalahan telak Sriwijaya FC dari Arema FC dengan skor 0-3 jadi momentum luapan kekecewaan suporter terhadap rentetan masalah yang menimpa klub kebanggaan mereka.
(Baca Juga: Derbi Jogja Sedot Perhatian Brajamusti)
Jebloknya performa Sriwijaya FC jadi buntut dari berbagai masalah pelik yang melanda Laskar Wong Kito.
Ketidakbecusan manajemen dalam mengelola tim hingga berdampak pada konflik internal dinilai sebagai biang keladi dari situasi ini.
(Baca Juga: Sriwijaya FC Mulai Anjlok, Komisaris Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri tak Khawatir)
Pada akhirnya, perusakan Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, yang dilakukan oleh suporter pada akhir laga itu tak bisa dielakkan lagi.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | medan.tribunnews.com |
Komentar