Pemilik Bali United, Pieter Tanuri menyesalkan apa yang dilakukan oleh suporter klubnya pada laga kontra Bhayangkara FC, 21 Juli 2018.
Apa yang dilakukan suporter Bali United pada laga itu dinilai berlebihan oleh Pieter Tanuri.
Aksi di tribune utara Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar tersebut pada akhirnya berujung denda hingga puluhan juta rupiah.
(Baca juga: Dibeli Chelsea Sejak 2015 dan Belum Pernah Dimainkan, Penyerang Ini Kembali ke Brasil Sebagai Pinjaman)
Denda itu diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melalui sidangnya yang digelar pekan ini.
Pada pertandingan itu, fan klub dengan julukan Serdadu Tridatu terus menerus memberikan 'intimidasi' dan teror kepada Bhayangkara FC.
(Baca juga: Dinilai Tak Sportif, Hariono Dapat Hukuman Komdis)
Selain chant-chant bernada sindirian, sebuah spanduk besar yang bernada satire pun turut ditebarkan.
Pieter menyaksikan secara langsung seluruh kejadian pada pertandingan yang berakhir kemenangan Bhayangkara FC dengan skor tipis 3-2 itu.
Seusai menerima surat dari Komdis PSSI, Pieter amat menyanyangkan aksi tersebut.
Menurut Pieter, hal semacam itu tak sepatutnya dilakukan pendukung Bali United.
(Baca juga: Alih-alih Takut, Bali United Siap Ladeni Permainan Rap-rap PSMS Medan)
"Bali itu cinta damai. Harusnya, fan juga cinta damai dengan siapa pun," kata Pieter, seperti dinukil BolaSport.com dari Tribun Bali.
Sebenarnya, Pieter tak sepenuhnya melarang atau membatasi aksi yang dilakukan oleh suporter klubnya.
Namun, ia menekankan seharusnya suporter tersebut dapat lebih cerdas dalam melakukan tindakan.
(Baca juga: Hampir Dicoret, Striker Asing PSMS Medan Menolak Bermain)
"Harusnya, kritik yang lebih santun, jangan nodai Bali yang cintai damai ini," ujarnya.
Tak hanya itu, masih menurut orang nomor satu di Bali United itu, bahasa yang dipakai saat memberikan kritik atau melakukan psywar seharusnya dapat lebih halus.
Semua itu untuk menghindari unsur-unsur penghinaan atau penceelaan.
(Baca juga: Malaysia Pastikan Tak Turunkan Skuat Utama pada Piala AFF U-16 2018 di Indonesia, Ini Alasannya)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Bali.tribunnews.com |
Komentar