"Kami kerja dengan dukukan tim sebanyak 8-9 orang. Kamera master kami letakan di tengah dua, itu master. Salah satunya untuk menangkap offside, itu kami mengikuti standar yang digunakan di Liga 1," kata Hidayatullah menjelaskan.
"Kan sudah ada patternnya, seminim-minimnya kamera tapi kan peletakan (kamera) ada standarnya. Ya minimal kalo bicara kami sekarang ga bicara tivi atau digital, yang penting penonton nyaman.
"Kalau Liga 1 tayang melalui streaming, itu standar kamera cuma 4 dan itu berbeda dengan tv. Tetapi kalau mau ditambah kamera di belakangnya, bisa direquest sesuai kesepakatan saja," ujarnya.
Hanya saja, layanan streaming ini tak menyertakan tayangan ulang beberapa peristiwa yang terjadi di lapangan seperti gol, pelanggaran, offside, dan lain sebagainya atau yang biasa disebut sebagai replay.
Menurut Hidayatullah, timnya bisa saja menyajikan replay, tapi pihak EO yang bekerja sama dengan Persija meminta hal itu tak perlu dilakukan.
Padahal dengan peralatan yang ada, diklaimnya, sudah mampu untuk menampilkan replay di tengah-tengah siaran langsung pertandingan.
Untungnya, penonton layanan streaming tetap bisa menikmati panduan jalannya laga dengan kehadiran komentator yang disiapkan tim penyiaran digital ini.
"Kebetulan untuk replay nggak ada, harusnya ada karena secara sistem kami sudah siapkan, tetapi berdasarkan kesepakatan, replay ditiadakan," tutur pria berkacamata itu.
"Kenapa tak ada? Ini kesepakatan dari EO-nya. Tentu, ini sudah memungkinankan karena kami mengikuti sesuai standar PSSI, untuk menayangkan replay, scoring, dan grafis karena semua sudah dilaporkan."
Buat yang ingin menikmati layanan ini, siaran live akan dimulai pada pukul 18.10 WIB atau saat tim mulai melakukan pemanasan.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar