(Baca Juga: Persib Kalah Saat Jalani Sanksi, Sang Pemilik Tebar Ancaman)
Ferry melihat dan merasakan langsung bagaimana gempa memporak-porandakan kampung halamannya.
"Saat kejadian saya sedang mandi, saya hanya bisa berdiam diri dan pasrah saja. Pintu tidak bisa dibuka, karena rusak. Kalau teringat, saya benar-benar masih trauma, bahkan hingga kini," tuturnya.
Ferry menceritakan setidaknya ada 20 rumah milik sanak saudaranya mengalami kerusakan parah, termasuk kediaman milik orangtuanya.
Ia merasa beruntung karena tidak banyak korban jiwa di kampungnya karena desanya dilindungi bukit setinggi 500 meter, namun gempa telah meluluh lantakkan kampungnya hingga rata dengan tanah.
Hingga kini, masih ada seorang tante saya yang belum diketahui kabarnya karena dia tinggal di kampung lain yang dihantam tsunami," ucapnya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar