Prosedur pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru bisa meniru Kongres Luar Biasa 2016 ketika menetapkan Edy Rahmayadi sebagai pemenang.
Kala itu, dilansir dari Tempo, sebanyak 49 perwakilan klub dari divisi utama dan Liga Super Indonesia berkumpul untuk membentuk kelompok yang diberi nama Kelompok 85 dengan Umuh Muchtar sebagai inisiator.
Kelompok 85 itu kemudian sepakat untuk membentuk Kongres Luar Biasa bersama anggota PSSI lainnya.
"Kelompok 85 itu riak-riak dari pertemuan di Ciamis,” kata Umuh dilansir BolaSport.com dari Tempo.
(Baca Juga: Peter Butler Bongkar Rahasia Tentang Persipura, Dituduh Ingin Matikan Karir Boaz Solossa?)
"Saya waktu itu tidak siap untuk kongres luar biasa dan saya bilang jangan dulu karena tidak memenuhi persyaratan. Akhirnya saya coba-coba telepon lagi dengan mereka semua (voters), dan mereka setuju."
Tujuan Kongres Luar Biasa kala itu adalah mengganti Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang terjerat kasus korupsi.
Alhasil, Edy Rahmayadi yang diusung oleh Kelompok 85 sukses memenangi pemungutan suara dan menjadi Ketua Umum PSSI untuk periode 2016-2020.
Edy Rahmayadi mendapatkan 76 suara, unggul jauh dari Moeldoko yang hanya mendapatkan 23 suara.
Kini, setelah Edy Rahmayadi mendapat hujan kritikan dari pecinta sepak bola Tanah Air, Andie Peci berharap Persebaya bisa menjadi inisiator dalam pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar