surya.co.id/Sugiharto
Sesi foto Persela Lamongan sebelum laga menjamu Persib Bandung pada pekan ke-33 Liga 1 2018 di Stadion Surajaya, Lamongan, Sabtu (1/12/2018).
Seusai jeda, Persib berbalik mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-55 setelah Jonathan Bauman dilanggar.
Kemudian Ezechiel N'Douassel yang menjadi eksekutor sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-57.
(Baca Juga: Kompetisi Liga 1 2018 Sudah Berakhir untuk Kapten Timnas Indonesia )
Pada menit ke-68 Febri Hariyadi memperoleh peluang memanfaatkan umpan dari Bauman, namun tendangannya melambung jauh di atas mistar.
Memasuki menit ke-80 permainan semakin memanas dan kedua tim saling melakukan jual beli serangan.
Namun sampai wasit meniupkan peluit akhir babak kedua, skor 1-1 tetap bertahan.
Susunan pemain:
Persela Lamongan: Dwi Kuswanto; Eky Taufik, Arif Satria, Wallace Costa, Samsul Arifin; Ahmad Baasith, Syahroni, Diego Assis; Fahmi Al Ayyubi, Dendy Sulistyawan, Saddil Ramdani
Pelatih: Aji Santoso
Persib Bandung: M Natshir; Ardi Idrus, Bojan Malisic, Victor Igbonefo, Tony Sucipto; Atep, Oh In-kyun, Kim Kurniawan, Ghozali Siregar; Jonathan Bauman, Ezechiel N'Douassel
Pelatih: Roberto Carlos Mario Gomez
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST
Komentar