"Terus terang saya mengapresiasi suporter. Saya tahu mereka kecewa tetapi dari awal sudah saya katakan kami mau berjuang dan tidak mau terpuruk dengan kekalahan lagi," kata Eko.
"Dengan kejadian cerawat tadi, saya tahu mereka kecewa dengan kami. Suporter mungkin sangat mencintai Bali United sehingga mereka seperti itu. Kami tetap apresiasi mereka. Namun adanya flare tadi justru menghambat kami untuk mengejar ketinggalan, padahal ritme kami lagi naik," kata Eko menambahkan.
Bali United memang sempat mempertipis jarak dari Persija lewat gol Stefano Lilipaly pada menit ke-90.
Sebelumnya, Persija juga unggul dua gol tanpa balas lewat tendangan penalti Marko Simic pada menit ke-83.
(Baca Juga: Kondisi Andritany Usai Terkapar karena Petasan di Laga Bali United Vs Persija)
Setelah Lilipaly mencetak gol, permainan Bali United memang lebih berkembang.
Namun karena adanya insiden kembang api dan cerawat, laga kembali dihentikan hingga wasit benar-benar meniupkan peluit akhir pada menit ke-114.
"Kami berpikir positif. Kami tadi lagi bagus dengan menyerang terus. Pemain ingin mempersembahkan kemenangan, tetapi karena cerawat dan lainnya membuat kami juga kecewa karena itu menjadi gangguan."
"Intinya kami sempat membalas dan ritme kami bagus. Niat dari awal kami berpikir positif dan ingin memenangi pertandingan. Kami ingin menang dan saya telah memberikan motivasi kepada para pemain sebelum babak kedua bahwa kami bisa menang dan masih ada waktu untuk membalas ketinggalan gol," ucap Eko mengakhiri.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar