Isu match fixing atau pengaturan skor kembali ramai diperbincangkan pada penghujung musim 2018, khususnya di Liga 1. Sriwijaya FC dikabarkan salah satu tim yang menjadi bidikan hal negatif ini.
Isu pengaturan skor tak hanya menyerang tim-tim yang bersaing dalam perebutan gelar juara, khususnya Liga 1 2018, tetapi juga Sriwijaya FC yang ada di papan bawah.
Namun, tim-tim yang tengah berjuang keluar dari zona degradasi juga tak lepas dari terpaan kabar tak sedap tersebut.
(Baca juga: Satu Kaki Timnas Vietnam di Final Piala AFF 2018, Berkat Kemenangan Atas Tuan Rumah Filipina)
Salah satu tim yang kini sedang ramai dikait-kaitkan dengan ihwal isu main mata, match fixing, pengaturan skor, dan permainan-permainan kotor lainnya adalah Sriwijaya FC.
Beberapa kabar menyebut bahwa Sriwijaya FC telah diajak melakukan tindakan yang mencederai sprotivitas dan profesionalisme dalam sepak bola Indonesia tersebut.
(Baca juga: Timnas Malaysia Tersendat, Ini Keyakinan Mereka soal Kans ke Final Piala AFF 2018)
(Baca juga: Upaya Persija untuk Juarai Liga 1 2018 Bakal Mulai Dicicil pada Rabu Sore)
Akan tetapi, Asisten Manajer Sriwijaya FC, Ahmad Haris mengatakan belum pernah bersinggungan langsung dengan mafia sepak bola selama berkecimpung di olahraga Indonesia.
Dilansir BolaSport.com dari Sripoku.com, Ahmad Haris mengatakan, dirinya hanya sebatas mendengar desas-desus tentang oknum yang punya niat jahat untuk mencederai pertandingan..
“Belum, belum pernah. Sepertinya tidak berani,” ujarnya, kutip BolaSport.com dari sumber yang sama.
Nahasnya, tim berjuluk Laskar Wong Kito itu kini tengah berada dalam kondisi kritis.
(Baca juga: 3 Hal yang Akan Dijaga Persija Sebelum Pastikan Diri Juara Liga 1 2018)
SFC harus mendapatkan poin maksimal kala melakoni laga pamungkas Liga 1 2018 di markas Arema FC agar dapat terhindar dari jerat degradasi.
Hal ini membuat SFC diprediksi tak luput dari tawaran menggiurkan pada laga krusial tersebut.
Robert Rene Tergelitik dengan Keunikan Sepak Bola Indonesia https://t.co/36xzA6QbJk
— BolaSport.com (@BolaSportcom) November 30, 2018
Untuk itu, Haris mengatakan pihaknya telah membentengi pemain agar tidak terperangkap dalam upaya praktik kotor tersebut.
“Fokus, kami sudah bicara dengan pemain dari hati ke hati bahwa ini harga diri, tidak bisa dibeli oleh apa pun. Kalau mereka lakukan itu, keluarga mereka malu seumur hidup, jadi harga diri harus dijaga,” tuturnya.
(Baca juga: Akhir November 2018, Kontrak Baru Manuchekhr Dzhalilov Seharusnya Rampung)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | palembang.tribunnews.com |
Komentar