PSMS Medan akhirnya gigit jari selepas gagal menyelamatkan nasib mereka di ajang Liga 1 2018. Pada laga pamungkas, mereka tak mampu memetik kemenangan saat bertandang ke markas PSM Makassar.
Bertandang ke markas PSM Makassar, di Stadion Andi Mattalata, Makassar, Minggu (9/12/2018), PSMS dihajar tim tuan rumah dengan skor telak 1-5.
Kekalahan ini sekaligus memastikan PSMS Medan menutup Liga 1 2018 di dasar klasemen akhir dengan raihan 37 poin hasil dari 34 laga.
(Baca Juga: Eks Kiper Timnas Indonesia Tak Kuasa Menahan Air Mata saat Saksikan Sriwijaya FC Terdegradasi)
Nasib nahas yang menimpa skuat Ayam Kinantan pun mendapatkan tanggapan dari CEO PSMS Medan, Dhody Thahir.
Disebutkan oleh Dhody, Ayam Kinantan telah berusaha sebaik mungkin demi bertahan di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.
Baca Juga:
- Dengan Mata Berkaca-kaca, Striker Persebaya Ungkap Keraguan Soal Masa Depannya
- Dua Striker Asing Persib Bandung Terlibat Perselisihan pada Laga Pamungkas Liga 1 2018
- Seto Nurdiantoro Persembahkan Gelar Juara PSS Sleman untuk Hendika Arga Permana
Namun menurut Dhody, kesalahan rekrutmen pemain yang dilakukan manajemen sejak awal musim menjadi kendala utama kegagalan PSMS bertahan di Liga 1.
"Kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi akhirnya tidak bisa juga (lolos dari degradasi, red). Dari awal, memang rekrutmen kami yang salah," katanya, Minggu (10/12/2018).
"Kami salah memilih pemain-pemain. Tahun depan mungkin pantas untuk dievaluasi besar-besaran," ujarnya menambahkan.
Dhody juga mengaku sangat siap dievaluasi oleh Pembina PSMS. Jika diminta untuk mundur, ia sangat siap.
(Baca Juga: Melvin Platje Mencium Adanya Upaya Penggembosan Kekuatan Bali United Jelang Laga Kontra Persija)
Namun jika diminta bertahan dan kembali memegang PSMS, Dhody mengaku masih ingin mempertimbangkan tawaran tersebut.
Pasalnya, ia sudah sangat lelah mengurus tim sepak bola. Dhody menilai, apa yang dilakukan manajemen selalu salah dimata pecinta PSMS.
"Saya siap kalau dievaluasi oleh Pak Pembina. Kalau sudah gagal ya mau bagaimana lagi, harus siap dengan itu."
"Tapi kalau saya diminta pegang PSMS lagi, kayaknya harus pikir-pikir lagi lah. Capek ngurus bola ini," katanya.
"Kalau menang, diam-diam saja, tapi kalau kalah dihajar. Terus terang saja, saya sudah capek ngurus bola ini."
"Selama setahun kan ini saya memang masih terus belajar, tapi ya memang tidak bisa," tambahnya.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | medan.tribunnews.com |
Komentar