Bali United mengakhiri Liga 1 musim 2018 pada posisi ke-11 dengan torehan 45 poin. Sebuah hasil yang mengecewakan buat klub yang menjadi runner-up Liga 1 musim 2017.
Sebenarnya, start Bali United pada pramusim terbilang baik atas keberhasilan mereka melaju sampai final Piala Presiden 2018.
Sayang, mereka kalah telak 0-3 dari Persija Jakarta, sehingga harus puas menjadi runner-up.
(Baca juga: Pelatih Jawara Liga Super China 2018 Berpeluang Dibajak Klub Inggris)
Tanda-tanda Bali United akan menjalani musim yang berat mulai terlihat saat mereka gagal lolos ke fase grup Liga Champions Asia (LCA) 2018.
Tim berjulukan Serdadu Tridatu harus mengubur mimpinya tampil di fase grup LCA karena takluk 1-2 dari tuan rumah Chiangrai United pada preliminary round 2.
(Baca juga: Resmi, Ilham Tetap di Liga Super Malaysia dan Sudah Dikontrak Terengganu FC)
Pasukan Widodo Cahyono Putro pun turun kasta ke Piala AFC 2018 dan tergabung pada Grup G.
Kesialan berlanjut, Ricky Fajrin Cs tersingkir karena tempati tempat terbawah Grup G dengan menderita tiga kekalahan, dua kali imbang, dan hanya sekali meraih kemenangan.
Sementara itu, pada 10 laga awal Liga 1 musim 2018, Bali United hanya tiga kali meraih kemenangan, tiga kali imbang, dan empat kali kalah.
Dengan begitu, mereka pun terdampar pada posisi ke-12.
(Baca juga: Kans Timnas Malaysia Juarai Piala AFF 2018 Tak Besar, Kapten Harimau Malaya Punya Komentar Keren)
Sampai akhir musim Liga 1, Bali United tak mampu memperbaiki performa sehingga harus puas menenpati peringkat ke-11.
Satu hal yang menjadi catatan kegagalan Bali United mengulang cerita serupa seperti musim lalu adalah torehan gol.
Mereka hanya mencetak 44 gol dan kebobolan 48 gol.
Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan pada musim sebelumnya, dimana mereka sanggup menjadi tim paling banyak membobol gawang lawan yakni 76 gol.
Tak hanya itu, mereka adalah tim yang menciptakan margin paling besar yakni +38.
(Baca juga: Liga 1 2018 Selesai, Perpindahan Pemain Menyeruak dan Ini Rumor Terbaru yang Muncul)
Striker asing asal Belanda, Sylvano Comvalius jadi aktor atas garangnya Bali United dalam hal merobek jala lawan.
Eks pemain Dynamo Dresden itu menyumbang 37 gol atau 48,6 persen dari seluruh gol yang dicetak Bali United.
(Baca juga: Penjelasan Eko Purjianto dan Nick van Der Velden soal Keterpurukan Bali United)
Manajemen klub tak sanggup mencari pengganti sepadan Sylvano Comvalius yang dilepas ke klub Thailand, Suphanburi.
Pemain-pemain asing yang direkrut seperti Kevin Brands atau Milos Krkotic tak bisa memberikan pengaruh.
(Baca juga: Pelatih Jawara Liga Super China 2018 Berpeluang Dibajak Klub Inggris)
Mereka berdua terbilang gagal hingga akhirnya pihak manajemen memilih untuk melepasnya.
Striker naturalisasi, Ilija Spasojevic yang diharapkan menjadi pengganti Comvalius hanya sanggup mencetak 9 gol dari total 28 kali penampilannya.
Stefano Lilipaly jadi top scorer klub atas torehan 12 gol yang diciptakannya.
Sayangnya, Lilipaly yang jadi harapan klub sering mendapat panggilan timnas Indonesia.
(Baca juga: Nick van Der Velden Belum Mau Pensiun Setelah Kontraknya Habis Bersama Bali United)
Widodo Cahyono Putro pun meletakan jabatannya setelah Serdadu Tridatu kalah tiga kali beruntun pada pekan ke-30 hingga pekan ke-32.
Bali United kalah 0-1 dari Persipura Jayapura, takluk 2-5 dari Persebaya, dan yang paling parah kalah 0-4 dari PSM Makassar.
Asisten pelatih Eko Purjianto pun menjadi caretaker klub sepeninggal Widodo Cahyono Putro. Eko Purjianto mengakui bahwa kehilangan Comvalius menjadi salah satu faktor keterpurukan timnya.
"Iya salah satunya (karena kehilangan Comvalius)," kata Eko Purjianto kepada BolaSport.com pasca pertandingan kontra Bhayangkara FC di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (8/12/2018).
(Baca juga: Selain Mario Gomez, Ini Para Pelatih Argentina di Indonesia dan Ada yang Dipecat Sebelum Liga Mulai)
"Intinya banyak lah, pemain sering ga komplet. Ada yang dipanggil timnas Indonesia, perbaikan harus dilakukan oleh Bali United untuk ke depannya," ujar Eko Purjianto menambahkan.
Bek sayap Bali United, I Made Andhika Wijaya juga mengakui bahwa timnya kehilangan sosok Comvalius yang menjadi mesin gol klub pada musim lalu.
(Baca juga: Eks Penyerang Timnas U-23 Thailand Pulang Kampung Setelah Setahun Berkarier di Liga Swiss)
"Iya sebenarnya sih sedikit kehilangan ya, kehilangan sosok yang sering cetak gol. Spaso (Ilija Spasojevic), bagus juga tapi mungkin gaya permainannya agak beda," tutur I Made Andhika kepada wartawan.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar